Ini Kabar Terbaru Proyek Satelit Satria-1, Masih Lanjut?

Rahmi Yati
Selasa, 17 Mei 2022 | 12:40 WIB
Stasiun bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Stasiun bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membagikan kabar terbaru dari proyek Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1) yang dijadwalkan beroperasi pada kuartal II/2023.

Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan saat ini proses pembangunan satelit Satria-1 berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

"Satelit Satria saat ini tengah dalam proses manufacturing di Prancis oleh Thales. Nantinya, setelah proses tersebut selesai, di kuartal II/2023 satelit tersebut akan di luncurkan menggunakan layanan roket peluncur SpaceX [Falcon 9] di Cape Canaveral, Florida," kata Dedy, Selasa (17/5/2022).

Sebagaimana diketahui, proyek satelit Satria-1 merupakan bentuk nyata upaya pemerintah melalui Kemenkominfo untuk menyediakan konektivitas internet yang inklusif dan merata ke seluruh pelosok negeri, khususnya di wilayah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).

Dalam kunjungannya ke Cannes Mandelieu Space Center, markas dari Thales Alenia Space awal Maret 2022, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan setelah tahap pabrikasi selesai, satelit senilai Rp7,68 triliun itu akan diorbitkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat dengan roket Falcon 9-5500 SpaceX milik Elon Musk.

Menurut Johnny, pihak Thales Alenia Space menjanjikan satelit tersebut akan selesai dibangun sesuai dengan jadwal yang disepakati di awal. Dengan begitu, peluncurannya bisa dilakukan pada Juni 2023, dan bisa aktif beroperasi komersial pada kuartal IV tahun depan.

Jika proses produksi dan peluncuran ke orbit berjalan lancar, maka pada akhir 2023 Indonesia secara resmi memiliki satelit dengan kapasitas terbesar di Asia dan kelima terbesar di dunia.

Pasalnya, satelit Satria-1 didesain dengan total kapasitas transmisi mencapai 150 Gbps. Besarnya kapasitas ini tidak lepas dari teknologi HTS yang dipasang dalam satelit setinggi 6,5 meter tersebut. Teknologi itu memungkinkan Satria-1 memberikan akses data yang jauh lebih besar dari kapasitas yang saat ini banyak digunakan.

Jika saat ini kapasitas maksimal Throughput adalah 155 Mbps, melalui teknologi HTS, kecepatan akses data bisa menembus 100 Gbps. Satelit berteknologi HTS juga mampu memancarkan beragam frekuensi pada semua jenis transponder, seperti Ka-Band, Ku-Band, dan C-Band.

Sesuai rencana, transmisi dari satelit Satria-1 akan digunakan pemerintah untuk menyediakan akses internet ke 150.000 titik layanan publik yang belum tersedia akses internet dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia. Terdiri dari 93.900 titik fasilitas pendidikan, 47.900 titik kantor pemerintah daerah, 3.900 titik markas polisi dan TNI, dan 3.700 titik puskemas.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper