Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini bertemu langsung dengan Elon Musk di Amerika Serikat untuk mendiskusikan potensi kerja sama, diantaranya mengenai investasi hingga teknologi.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan satelit orbit bumi rendah atau low earth orbit (LEO) menjadi salah satu teknologi yang dapat dikembangkan.
"Satelit LEO dan Ground Station, termasuk stasiun kendali dan penelitian roket dan tempa peluncuran SpaceX bisa dilakukan," kata Ian, Senin (16/5/2022).
Menurut Ian, satelit LEO menjadi bagian dari satelit yang punya landing right di Indonesia. Tetapi tantangannya, adalah bagaimana bisnis model yang dilakukan dapat menguntungkan bagi Indonesia.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi akhirnya bertemu dengan Founder SpaceX dan Tesla Elon Musk. Pertemuan tersebut berlangsung di pabrik SpaceX yang berlokasi di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/05/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi berdiskusi dan meninjau pabrik produksi roket SpaceX bersama Elon Musk. Jokowi dan rombongan delegasi Indonesia tiba di Gedung Stargate SpaceX pada Sabtu (14/5/2022) sekitar pukul 10.30 waktu setempat.
Jokowi mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut perintahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk berbicara langsung dengan Elon Musk mengenai investasi, teknologi, dan inovasi.
"Sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon Musk untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang,” ujar Jokowi seperti dilansir dari Setkab RI, Senin (16/5/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Elon Musk mengatakan sangat tertarik dengan masa depan Indonesia. Menurutnya, Indonesia terlihat sangat optimistis terhadap masa depan dan memiliki energi positif.
“Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar. Saya rasa kita melalui Tesla dan SpaceX akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia,” ujar Elon Musk.
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan 19 satelit komunikasi dan pengamatan bumi Indonesia. Salah satunya ditargetkan meluncur ke angkasa pada 2025.
Satelit-satelit itu terdiri dari empat satelit resolusi tinggi, dua satelit resolusi sangat tinggi, dua satelit radar atau Synthetic Aperture Radar (SAR), 10 satelit untuk satelit konstelasi dengan misi komunikasi yang menggunakan orbit bumi rendah atau Low Earth Orbit (LEO), dan satu satelit geostasioner atau Geostationary Earth Orbit(GEO).
Di sisi lain, pada tahun lalu, tepatnya Juli 2021, Telkom juga menyampaikan sedang melakukan pembicaraan dengan SpaceX, induk dari Starlink, untuk menghadirkan konektivitas digital di seluruh Indonesia, khususnya daerah pelosok.
Melalui kerja sama itu, Telkom ingin menghadirkan layanan satelit dengan teknologi terkini bagi masyarakat Indonesia.
Starlink sendiri merupakan satelit orbit bumi rendah (LEO), yang mampu memberikan kecepatan internet hingga puluhan Mbps dengan latensi rendah. Beberapa orang menyebut Satelit LEO sebagai base transceiver station (BTS) yang mengapung di udara karena kelebihannya tersebut.