Kemitraan Nusantara Jaya Menang Tender, Konstruksi Satelit Segera Dimulai

Ahmad Thovan Sugandi
Sabtu, 12 Maret 2022 | 01:44 WIB
Stasiun bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Stasiun bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Setelah Kemenkominfo resmi mengumumkan pemenang tender pengadaan Hot Backup Satellite (HBS), kontruksi HBS akan segera dimulai dalam waktu dekat.

Direktur Utama Bakti Kemenkominfo Anang Achmad Latif menyebut pemerintah melalui Bakti Kemenkominfo telah menentukan pemenang proyek pengadaan HBS. Melalui proses pengadaan dan seleksi sejak 19 Oktober 2021 hingga 24 Februari lalu, Kemitraan Nusantara Jaya resmi sebagai pemegang proyek HBS.

"Setelah melalui serangkaian proses, akhirnya kami menentukan Kemitraan Nusantara Jaya," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (11/3/2022).

Anang mengatakan HBS akan difungsikan sebagai cadangan untuk mengantisipasi anomali menjelang peluncuran maupun saat operasional satelit Satria-1 selama 15 tahun.

Selain itu, HBS dengan kapasitas 80 Gbps dapat digunakan sebagai tambahan kapasitas satelit Satria-1 yang memiliki kapasitas sebesar 150 Gbps.

Anang menjelaskan HBS akan dibangun menggunakan teknologi buatan Boeing. Untuk mesin pendorong, HBS akan menggunakan Roket dari Spacex, dua perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.

"Setelah diluncurkan, HBS akan menghuni slot orbit di 113 bujur timur," jelas Anang.

Sementara itu, untuk fasilitas di bumi, HBS membutuhkan tujuh stasiun bumi. Ketujuh stasiun tersebut dibangun di Banda Aceh, Cikrang, Gresik, Bengkulu, Tarakan, Kupang, dan Banjarmasin. Adapun untuk stasiun kontrol satelit utama, diletakkan di dua tempat yaitu Cikarang dan Banda Aceh, sedangkan untuk fasilitas kontrol cadangan berada di Banjarmasin dan Kupang.

Anang mengatakan HBS akan mulai dibangun konstruksinya pada kuartal I/2022 ini. Adapun untuk peluncurannya direncanakan pada kuartal I/2023 dan ditargetkan pada kuartal IV/2023 sudah dapat beroperasi.

"Terkait biaya investasi pengadaan infrastruktur ini, ditentukan sebesar Rp5,2 triliun," ujar Anang.

Menurutnya, dengan adanya HBS dan satelit utama Satria-1 akan mampu menyediakan jaringan internet cepat, yang ditargetkan bisa menjangkau 150.000 titik layanan publik, terbanyak untuk sekolah dan pesantren guna mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.

Satelit itu juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T.

Sementara itu, untuk progres pembangunan Proyek Satelit Multifungsi (SMF) Indonesia Raya 1 (Satria-1) hingga saat ini sudah hampir 70 persen. Saat ini, satelit tersebut masih dalam proses pabrikasi di Cannes, Prancis yang dikerjakan oleh Thales Alenia Space dan diharapkan mulai beroperasi pada akhir 2023.

Menurut Anang, rencana peluncuran satelit juga cukup terdampak oleh agresi Rusia ke Ukraina. Hal itu karena pesawat pengangkut yang biasanya digunakan untuk membawa satelit ke lokasi peluncuran dimiliki oleh dua negara, yaitu Ukraina dan Rusia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper