Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Satelit Multifungsi (SMF) Indonesia Raya 1 (Satria-1) yang akan diluncurkan pada kuartal II/2023 dan beroperasi secara komersial paling lambat pada 17 November tahun depan diyakini dapat membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar pembangunan satelit.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward menyebut Satria-1 diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan bandwidth yang cepat dan sulit dijangkau dengan teknologi lain.
Menurutnya, setiap ada pembangunan digital akan mendorong pertumbuhan ekonomi setempat, seperti menciptakan perdagangan secara digital.
"Untuk layanan 4G memang bandwidth yang ditawarkan memang belum besar tetapi sudah ada dan pasti [hadirnya satelit ini] membantu pertumbuhan ekonomi setempat," ujarnya, Kamis (24/2/2022).
Ian menuturkan, dalam pembangunan satelit ini pemerintah akan menyiapkan stasiun bumi yang ditempatkan di 11 lokasi. Untuk setiap lokasi, akan dibangun tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan yaitu Pengendali Satelit Primer, Network Operation Control (NOC), dan Gateway Satelitte (juga disebut sebagai teleport atau HUB).
Pada pertengahan tahun lalu, telah dilaksanakan peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk stasiun bumi yang berlokasi di Cikarang, Kab. Bekasi, Jawa Barat.
"Jika terpasang 11 akan lebih baik [berbeda secara geografis] karena [Satria-1] sebagai backup atau cadangan jika ada gangguan ataupun outage. Menjadikan availability atau ketersediakan layanan Vsatnya tinggi," tambah Ian.
Lebih lanjut dia mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi daerah sekitar pembangunan satelit akan terwujud kendati kualitas dan kapasitas layanan masih terbatas.
Contohnya, perdagangan antarpulau ataupun dengan pihak luar daerah yang punya produk lokal akan dikenal dan terjadi transaksi hanya dengan menggunakan layanan WhatsApp.
"Kami pernah ke lapangan, di Papua terjadi transaksi perdagangan antarpulau. Yang awalnya perlu dua kali bolak balik, menjadi cukup satu kali dan bisa mengangkut sekaligus banyak, sehingga biaya transportasi menjadi murah," tutur Ian.
Namun mengingat target peluncuran satelit pada 2023, Ian menilai ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan. Salah satunya Ground Station yang harus dibangun dengan jumlah besar dengan waktu kurang dari dua tahun ini.
Hal ini, tambahnya, harus diatur dengan baik sehingga pembangunannya bisa selesai sesuai dengan rancangan yang disiapkan.
Sebagai informasi, pemerintah tengah melakukan pembangunan Satelit Stasiun Bumi yang akan ditempatkan di 11 lokasi yaitu Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura.