APJII: Layanan Wireless Broadband Kian Dibutuhkan

Rahmi Yati
Kamis, 24 Februari 2022 | 02:07 WIB
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai saat ini kehadiran layanan wireless broadband makin dibutuhkan terutama bila melihat kondisi geografis Indonesia. Sayangnya, banyak daerah yang belum tersentuh produk-produk tersebut.

Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan semakin banyak gawai atau pengguna internet, maka kapasitas penghantar internet juga akan semakin banyak dibutuhkan.

"Produk wireless dengan kondisi geografis di Indonesia masih sangat dibutuhkan sebagai infrastuktur penyebaran internet," kata Arif, Rabu (23/2/2022).

Namun begitu, dia melihat saat ini masih banyak celah-celah kosong di wilayah Indonesia yang belum tersentuh oleh pemasaran internet. Hadirnya produk-produk yang dikeluarkan oleh operator seluler adalah sebuah keharusan karena perubahan dalam hal telekomunikasi yang tadinya analog, sekarang sudah harus digital.

Menurut Arif, saat ini semua bentuk informasi baik berupa suara, data, dan video sudah bisa disampaikan melalui jenis jaringan yang berbeda, sehingga operator seluler juga harus mengubah layanan mereka menjadi komunikasi digital dan menjadikan diri mereka salah satu dari penyedia internet.

"Perihal peta persaingan jika kita melihat dari segi kualitas layanan internet dan harga yang ditawarkan itu sangat kondusif karena pangsa pasar di Indonesia itu saat ini tidak hanya sekedar bandwidth akan tetapi juga dengan konten apa yang ditawarkan," ujarnya.

Lebih lanjut, terkait banyaknya perangkat ponsel yang juga menyediakan kemudahan berbagi internet dengan perangkat lainnya, Arif menuturkan hal ini tidak terlalu berdampak pada bisnis produk wireless.

Dia mengakui keduanya merupakan peralatan penghantar internet bagi pengguna, tapi tentu memiliki pangsa pasar, kapasitas, dan kebutuhan yang berbeda pula.

"Pada prinsipnya semakin banyak gadget atau pengguna, maka kapasitas penghantar internet akan semakin banyak juga dibutuhkan," tutur Arif.

Hal senada sebelumnya juga disampaikan Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward. Menurutnya, keberadaan perangkat wireless kian menjadi kebutuhan dasar masyarakat, terutama di era pandemi yang membatasi segala aktivitas fisik.

Bahkan jika pandemi usai, Ian memprediksi tren ini masih akan terus berlanjut karena menggunakan layanan broadband sudah menjadi gaya hidup masyarakat.

"Pertumbuhan bisnis produk wireless masih bisa mencapai di atas lima persen, dengan adanya 5G untuk kota besar dan destinasi wisata baru," ujar dia.

Selain itu, sambung Ian, adanya kebijakan pemerintah untuk mulai memadamkan jaringan 3G seiring dengan didorongnya penetrasi 4G di seluruh lapisan masyarakat juga dinilai berdampak pada pertumbuhan trafik data yang tinggi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper