Tokopedia Play Tingkatkan Kunjungan ke Toko hingga 200 Kali Lipat

Ahmad Thovan Sugandi
Selasa, 25 Januari 2022 | 06:11 WIB
Pelaku UMKM memanfaatkan marketplace Tokopedia untuk menjual produknya. Digitalisasi UMKM menjadi faktor penting untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19/Bisnis-Dinda Wulandari
Pelaku UMKM memanfaatkan marketplace Tokopedia untuk menjual produknya. Digitalisasi UMKM menjadi faktor penting untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19/Bisnis-Dinda Wulandari
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Strategi live shopping yang diadopsi oleh para e-commerce diklaim mampu meningkatkan kunjungan ke toko para mitra.

External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menyebut kanal video streaming Tokopedia Play memungkinkan masyarakat untuk merasakan pengalaman live shopping yang menghibur dan relevan dengan kebutuhan.

“Inisiatif ini merupakan upaya kami untuk terus relevan dengan kebutuhan dan perilaku masyarakat, salah satunya Gen Z dan milenial,” ujarnya, Senin (24/1/2022).

Menurutnya, keberadaan Tokopedia Play juga untuk merespons era social commerce, karena masyarakat cenderung lebih tertarik belanja dengan menyaksikan penjelasan melalui video.

“Kami juga percaya bahwa sinergi pemanfaatan media sosial dan e-commerce dapat membantu penggiat usaha bertahan di era digital, bahkan di tengah pandemi Covid-19,” ujarnya.

Tokopedia Play, kata dia, juga memberikan nilai tambah pada strategi pemasaran para penggiat usaha di Tokopedia, termasuk UMKM lokal.

Para pelaku UMKM pun dapat berkolaborasi dengan kreator konten untuk melakukan pemasaran yang lebih interaktif dan menarik lebih banyak pembeli.

Menurut catatan Tokopedia, kegiatan live streaming lewat Tokopedia Play juga terbukti dapat meningkatkan kunjungan toko hingga 262 kali lipat. Bahkan, frekuensi kunjungan ke halaman produk penjual bisa melonjak hingga 625 kali lipat.

Dalam laporan yang berjudul 10 Zillennial Megashift 2022, riset Salesforce 2020 menyebut bahwa Gen Z memiliki persentase lebih rendah dibanding milenial terkait kepercayaan mereka terhadap perusahaan.

Hanya 53 persen dari Gen Z yang juga melihat persona brand sebagai sesuatu yang otentik, lebih kecil dibandingkan dengan milenial yang sebanyak 61 persen.

Laporan tersebut mengatakan, konsumen muda lebih menyukai pendekatan produk yang lebih realistis dan otentik. Hal itu yang kemudian menyebabkan adanya transisi kepercayaan dari brand dan mega influencers kepada micro influencers.

Dikatakan juga, micro Influencers adalah mereka yang berperan dalam memasarkan produk kepada Gen Z dengan cara yang lebih realistis. Biasanya, mereka mengulas berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan produk tersebut, salah satunya melalui live shopping.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Lili Sunardi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper