Bisnis.com, JAKARTA - Kesadaran perusahaan terhadap implementasi solusi teknologi internet untuk segalanya (internet of things/IoT) dinilai makin matang. Beberapa perusahaan menyatakan akan mengimplementasikan IoT kurang dari 1 tahun atau pada 2022.
Merujuk pada hasil survei Masyarakat Telematika (Mastel) mengenai implementasi IoT, artificial intelligence, dan big data, Ketua Bidang Triota Mastel Teguh Prasetya mengatakan sebanyak 45 persen responden yang diteliti menyatakan akan menggunakan IoT dalam waktu dekat.
Pandemi Covid-19, kata Teguh, telah menyadarkan sejumlah perusahaan untuk bekerja lebih efisien dan efektif dengan menggunakan solusi IoT.
Sebanyak 78,26 persen responden menjawab IoT membantu operasional efisiensi, 73,91 persen menjawab meningkatkan produktivitas dan sebanyak 52,12 persen menjawab meningkatkan penjualan.
Teguh juga mengatakan bahwa perusahaan telah mengetahui solusi IoT. Hanya 8,7 persen dari responden yang belum tahu, sementara sebanyak 91,3 persen responden sudah mengetahui keberadaan dari teknologi IoT. Mereka yang telah mengetahui akan mengimplementasikan IoT.
“Sebanyak 45 persen akan mengimplementasikan IoT kurang dari 1 tahun. Kemudian 20 persen responden berencana mengimplementasikan IoT dalam 1 tahun - 2 tahun, 25 persen responden antara 3 tahun - 5 tahun, dan yang 5 - 10 tahun ada 10 persen,” kata Teguh, Sabtu (18/12/2021).
Sekadar informasi, survei Mastel dilakukan pada Agustus 2021. Mastel melakukan penelitian secara daring kepada 40 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor seperti teknologi informasi dan komunikasi (38,9 persen), manufaktur (19,4 persen), kesehatan (8,3 persen), ritel (5,6 persen), transportasi (2,8 persen) migas (2,8 persen) dan lemba lainnya (5,6 persen).
Perusahaan yang berdomisili di Jabodetabek sebanyak 87,5 persen dan di luar Jabodetabek sebanyak 12,5 persen.
Adapun mengenai tiga kendala terbesar perusahaan dalam mengimplementasikan IoT, kata Teguh, adalah ihwal investasi, tenaga ahli dan pemahaman IoT di tingkat pengambil keputusan di sebuah perusahaan.
“Sebanyak 60 persen adalah biaya investasi. Perusahaan belum menganggarkan bujet untuk implementasi IoT pada 2021,” kata Teguh.
Teguh menjelaskan meski perusahaan sadar tentang pentingnya IoT, bujet untuk IoT membutuhkan waktu dan persetujuan dari pengambil keputusan. Alhasil, implementasi IoT kemungkinan baru terjadi pada 6 bulan - 1 tahun ke depan, atau bisa lebih lama lagi, setelah mendapat izin dari pengambil keputusan.
Dari sisi sumber daya manusia atau tenaga ahli, 45 persen responden mengalami masalah atas keterbatasan talenta digital atau ahli.
“20 persen responden terkendala dengan pemahaman atas teknologi IoT, 15 persen ada di kepemimpinan perusahaan, 10 persen merasa belum membutuhkan IoT,” kata Teguh.