Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan saat ini diperlukan semangat untuk merealisasi visi bersama Indonesia Emas 2045 yang digerakan Ekonomi Digital dan Industri 4.0.
Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi dan daya untuk menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara dan dunia, salah satunya dibuktikan melalui jumlah perusahaan rintisan (startup) yang terus bertambah, mulai 2015 yang berjumlah 931 perusahaan, pada 2017 yang mencapai 1.513 perusaan, dan 2021 jumlahnya telah mencapai 2.322 perusahaan.
"Kita ini memiliki potensi memiliki pasar digital yang berkembang dan sangat besar sekali," kata Jokowi saat menghadiri peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (15/12/2021).
Jokowi memerinci, data potensi pasar digital selama tiga tahun terakhir yaitu 2019 mencapai US$40 miliar, 2020 menjadi US$47 miliar, dan terus meningkat hingga 2021 yang berjumlah US$70 miliar.
"Pada 2025 diperkirakan US$146 miliar [sekitar Rp2,093 triliun). Sangat besar sekali," ujarnya.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut potensi besar itu tidak terlepas dari peran pandemi Covid-19.
"Jadi pertumbuhan pasar digital kita dipercepat karena pandemi," kata Jokowi.
Penyebabnya, dia mencontohkan logistik naik 60 persen seiring maraknya penggunaan pengiriman (delivery) dan e-groceries.
Bahkan, konsumen digital baru juga naik 10,2 persen. Kemudian, transaksi uang elektronik (e-money) turut terkerek naik 55 persen per Oktober 2021. Adapun, volume transaksi e-money dibandingkan Oktober 2020 juga naik 31 persen.
"Apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa potensi pasarnya ini besar, jangan yang ngambil nanti orang lain," ujar Jokowi.