Ini Tantangan Pemain Internet Tetap Gelar Jaringan di Apartemen

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 1 Desember 2021 | 16:00 WIB
Sejumlah gedung bertingkat di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Sejumlah gedung bertingkat di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemain internet tetap menghadapi sejumlah tantangan dalam menggelar layanan ke kawasan bangunan berstruktur tinggi seperti apartemen.

Butuh kolaborasi dan koordinasi yang lebih intens agar internet yang saat ini menjadi suatu kebutuhan, dapat masuk lebih dalam ke pasar apartemen.

"Berdasarkan komunikasi internal, terdapat beberapa tantangan untuk masuk ke pasar apartemen," kata Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Siregar, Rabu (1/12/2021).

Salah satunya karakter apartemen yang tergabung dalam sebuah perusahaan holding. Beberapa pemain properti hanya bekerja sama dengan pemain internet yang tergabung dalam grup mereka.

Tantangan lainnya, kata Jerry, ketika komunikasi telah terjalin dengan pemilik apartemen, skema pembagian keuntungan menjadi selektif. Beberapa perkiraan pasar apartemen di awal juga suka meleset dari yang dijanjikan di awal.

Tidak hanya apartemen, beberapa bangunan yang memiliki struktur tinggi (high rise building) juga berpotensi terjadi hal demikian.

“Misalnya komitmennya 10 persen dari tempat tersebut, apakah cukup meyakinkan building management untuk bisa memenuhi dari kerja sama, itu sering kali meleset penetrasinya,” kata Jerry.

Selain itu, lanjutnya, masalah penyewaan apartemen juga menjadi tantangan. Banyak apartemen yang oleh pemiliknya disewakan kembali kepada orang lain, sehingga memberi ketidakpastian bagi investasi jaringan telekomunikasi.

Orang baru yang menyewa apartemen belum tentu menetap lama dan memperpanjang layanan internet.

“Misalnya kami investasi Rp1 miliar, katakan lah Return on Investment [ROI] secara portofolio adalah 2 tahun tanpa Covid-19, balik modal. Dalam kondisi sekarang bisa lebih dari 2 tahun ROI nya,” kata Jerry.

Meski demikian, kata Jerry, pelanggan apartemen potensial bagi bisnis internet tetap. Rerata pendapatan yang dibukukan operator dari pelanggan apartemen lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan residensial.

Sebagai gambaran, jika pelanggan residensial menghabiskan uang sekitar Rp250.000 per bulan untuk internet, pelanggan apartemen bisa menghabiskan dana hingga Rp350.000 per bulan. Hanya saja, memang penetrasi ke pelanggan residensial lebih cepat.

Pelanggan residensial juga merupakan orang-orang yang menetap dalam waktu lama di suatu kawasan, sehingga perhitungan investasi yang digelontorkan dengan keuntungan yang diperoleh jarang meleset.

Jerry berharap ke depan Apjatel bersama berbagai pemangku kepentingan yang bergerak di sektor properti dapat berkolaborasi dan menjalin komunikasi yang lebih baik, sehingga terjadi keseimbangan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper