IBM Tawarkan Teknologi Tekan Ongkos Produksi, Apa Itu?

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 23 November 2021 | 21:25 WIB
Country Manager Partner Ecosystem IBM Indonesia Novan Adian. /Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Country Manager Partner Ecosystem IBM Indonesia Novan Adian. /Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — IBM menghadirkan  satu solusi yang bernama Maximo Application Suite.  Solusi tersebut dapat membantu dalam memanajemen aset, memantau aset, memprediksi aset dan lain sebagainya. 

Solusi IBM bahkan bisa mengukur kualitas suatu onderdil atau spare part yang digunakan dalam sebuah proses produksi. Dengan mengetahui kualitas onderdil, maka kualitas bahan yang digunakan akan tetap terjaga.  

Menurut Country Manager Partner Ecosystem IBM Indonesia Novan Adian, pemanfaatan teknologi yang kurang optimal membuat proses bisnis sebuah perusahaan berjalan tidak maksimal. 

Salah satu permasalahan di industri adalah pemanfaatan teknologi yang masih konvensional. Padahal, teknologi dapat digunakan lebih optimal khususnya untuk mengelola data. 

Dengan data yang terkelola dengan baik, perusahaan dapat memberikan produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Teknologi juga dapat menekan ongkos dan membuat proses produksi menjadi lebih cepat. 

“Jadi kalau dilihat rata-rata data yang tersedia 1 terabyte tetapi yang diutiliisasi dengan baik hanya 1 persen, padahal utilisasi data bisa membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih baik,” kata Novan dalam Webinar Penghematan Energi Melalui Enterprise Asset Management, Selasa (23/11/2021). 

Salah satu sektor yang berpeluang memanfaatkan teknologi untuk efisiensi ongkos dan peningkatan produktivitas, kata dia, adalah sektor manufaktur, seperti  pembangkit listrik, produksi, dan lain sebagainya.   

Pemanfaatan teknologi di sektor tersebut dapat menekan ongkos operasional hingga 15–50 persen dan peningkatan waktu ketersedian mencapai 20 persen. 

Berdasarkan laporan yang diterima IBM dari para klien, pelanggan ingin agar pemanfaatan teknologi dapat mengurangi lama waktu henti (downtime) dan meningkatkan perawatan. Dengan menekan waktu henti, maka produksi dapat berlangsung secara maksimal, begitupun dengan perawatan aset, sehingga aset-aset yang digunakan lebih awet.  

Klien menilai untuk biaya waktu henti yang tidak direncanakan dalam produksi skala besar, menghabiskan dana sekitar US$21.000 per menit. Kemudian waktu yang terbuang untuk perawatan yang reaktif -saat itu rusak saat itu juga diperbaiki - mencapai 70 persen lebih besar waktu terbuang dibandingkan dengan perawatan yang preventif - perbaikan sebelum rusak dan lain sebagainya.

Klien menginginkan sebuah solusi teknologi yang dapat memprediksi kapan waktu tepat untuk memperbaiki aset, sehingga proses produksi tidak terganggu. Proses produksi terganggu artinya ongkos yang dikeluarkan perusahaan atau klien makin besar.  

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper