Bisnis.com, JAKARTA - Intensitas pemakaian gawai di masa pandemi terbilang cukup tinggi. Terlebih dengan adanya berbagai pembatasan sosial membuat masyarakat cenderung memanfaatkan teknologi digital.
Namun, dalam penggunaan gawai diperlukan kontrol yang baik dan bijaksana sehingga perkembangan teknologi digital mampu membawa banyak dampak kebaikan.
Sebab, tak sedikit dampak negatif yang didapatkan ketika akses digital dimanfaatkan secara kurang bertanggung jawab sehingga hal ini harus disikapi dengan bijaksana oleh berbagai pihak.
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama PP Fatayat NU menggelar Gerekan Literasi Digital Fatayat NU “Mewujudkan Perempuan Bijak dan Cerdas Bermedia” yang bertujuan mendorong para perempuan NU untuk turut memberikan edukasi digital yang baik kepada keluarga dan organisasi.
Devie Rahmawati, Tenaga Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa mengingatkan agar masyarakat tetap mengedepankan prinsip cakap digital saat tengah bermain gawai, jangan sampai budaya-budaya hoax, pamer, bullying, atau ingin eksis yang malah menjerumuskan menjadi pribadi yang jauh dari nilai-nilai agama.
"Dengan prinsip tahu, terampil, tingkah laku positif dan produktif di media sosial maka akan terhindar dari budaya-budaya buruk yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi digital," ujarnya.
Anggia Ermarini, Ketua Umum PP Fatayat NU mengingatkan agar dalam bertukar informasi digital perlu adanya pemahaman agar tidak kebablasan ketika memanfaatkan teknologi.
Siti Mukarromah, Ketua Bidang Politik Hukum dan Advokasi PP Fatayat NU menegaskan dengan berpegang teguh pada ajaran agama, para perempuan di tubuh NU tidak lagi tersesat oleh akses buruk perkembangan teknologi digital.
