Peluang Startup Logistik yang Mau IPO Tahun Depan

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 11 November 2021 | 16:06 WIB
Ilustrasi jasa kurir
Ilustrasi jasa kurir
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Startup logistik dinilai berpotensi untuk segera melantai di bursa atau penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun depan, selain sektor finansial teknologi (fintek) dan e-commerce. Sementara itu, startup di sektor kesehatan dan edukasi menunggu lebih lama.

Managing Partner Ideosource VC & Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan pada tahun depan ada inisiatif sektor fintek yang akan masuk ke pasar modal melalui IPO atau instrumen lainnya.

Selain sektor fintek, menurutnya, perusahaan logistik juga berpeluang untuk IPO karena pertumbuhan logistik berhubungan dengan dagang-el. Jika transaksi di dagang-el meningkat, maka pengiriman barang dengan logistik juga akan meningkat.

“Sektor logistik juga cukup potensial dan terkait erat dengan pertumbuhan e-commerce,” kata Edward, Kamis (11/11/2021).

Merujuk laporan e-Conomy Sea 2021, dari total nilai kesepakatan yang terjadi di sektor dagang-el pada semester I/2021 senilai US$4,7 miliar, sekitar 40 persen didorong oleh sektor logistik. Sementara itu porsi lokapasar atau marketplace sekitar 35 persen. Adapun 15 persen sisanya lain-lain.

Terjadi peningkatan dibandingkan dengan semester I/2020 dengan total nilai kesepakatan saat itu yang mencapai US$1,1 miliar, sekitar 60 persen berasal dari lokapasar. Logistik sekitar 35 persen.

Kesepakatan besar yang dicatatkan oleh J&T Express menjadi pendorong sektor logistik pada 2021.

Sementara itu untuk startup sektor kesehatan (healthtech), agrikultura dan edukasi (edutech), menurut Edward, baru akan IPO pada 2023 atau 2 tahun lagi.

Dia mengatakan pengumuman pendanaan sektor kesehatan dan edukasi belum terdengar tahun ini. Sebagai antisipasi mereka butuh 1 putaran pendanaan lagi sebelum IPO.

“Untuk healthtech kasusnya mirip seperti edutech di atas namun ada aspek fundamental terkait ketentuan Electronic Medical Record [EMR] dan telemedicine yang masih memerlukan kepastian hukum dan regulasi,” kata Edward.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper