Proyek Data Center Pacu Investasi Sektor Telekomunikasi

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 27 Oktober 2021 | 20:22 WIB
Ilustrasi data center.
Ilustrasi data center.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan pangkalan data atau data center diperkirakan masih terjadi hingga tahun depan. Aktivitas akan memacu investasi masuk ke Indonesia dengan lebih deras.

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (Apjii) Muhammad Arif Angga mengatakan pangkalan data dalam beberapa bulan terakhir menjadi daya tarik di industri telekomunikasi.

Investor asing masuk dan terlibat di bisnis pangkalan data karena pasar pangkalan data Indonesia yang masih luas. Sejalan dengan itu, para pemain lokal khususnya pemain properti, juga gencar dalam mengembangkan bisnis pangkalan data. Alhasil investasi dari dalam dan luar negeri masuk ke Tanah Air.

“Pangkalan data tier III ke atas melibatkan investor internasional, itu yang menjadi tolok ukur masuknya investasi ke Indonesia,” kata Arif, Rabu (27/10/2021).

Arif memperkirakan investasi yang dibutuhkan untuk membangun pangkalan data tier III di atas Rp3 triliun, sehingga tidak mengherankan jika pangkalan data berkontribusi terhadap investasi subsektor telekomunikasi.

Dia menduga pada tahun depan pangkalan data masih memberi kontribusi besar investasi di subsektor telekomunikasi.

“Informasi yang saya dengar juga bahwa di Batam dekat bandara, banyak terdapat kawasan-kawasan khusus untuk pangkalan data,” kata Arif.

Sekadar informasi, berdasarkan data Centre for Energy Research & Technology diketahui kapasitas pangkalan data tersewa di Jakarta pada 2020 mencapai 41,2 megawatt (MW).

Data yang sama yang sama memprediksi pada 2025 kapasitas pangkalan data tersewa akan mencapai 170,8 MW, naik 414,56 persen. Peningkatan terjadi seiring dengan percepatan transformasi dan adopsi digital.

Selain pangkalan data, ujar Arif, beberapa pemerintah daerah juga saat ini tengah genjar untuk mendorong pemerintahan berbasis elektronik dan kota pintar.

Antusiasme pemerintah daerah dalam membangun kota pintar, kata arif, juga akan mempengaruhi masuknya investasi dari subsektor telekomunikasi ke depannya.

“Antusiasme terhadap kata-kata smart seharusnya juga akan mendorong investasi masuk ke Tanah Air,” kata Arif.

Adapun hal-hal yang bakal menghalangi investasi masuk, menurutnya, adalah regulasi yang ketat terhadap sektor telekomunikasi.

Telekomunikasi yang saat ini sudah menjadi kebutuhan, menurutnya, harus terus diberi kelonggaran agar investor tertarik berinvestasi di sektor ini.

“Harapannya semoga investasi di Telekomunikasi lebih dimudahkan,” kata Arif.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi menjadi kontributor terbesar kedua dalam realisasi investasi kuartal III/2021 sebesar Rp26,6 triliun, tumbuh 12,3 persen secara tahunan.

Dari sektor tersebut, pendorong utamanya adalah subsektor telekomunikasi, sebab pembangunan data center sedang marak di Indonesia dan pembangunan di daerah-daerah terpencil.

"Lebih banyak [investasi] di telekomunikasi karena kita sedang membangun data center dan beberapa infrastruktur telekomunikasi," kata Bahlil.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper