Bisnis.com, JAKARTA – Keberadaan startup di sektor pengolahan sampah perlahan mulai menarik investor untuk mengucurkan dananya. Walaupun jumlahnya belum banyak, sektor tersebut diperkirakan akan menjanjikan di tahun-tahun ke depan.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa dukungan pemerintah terhadap startup pengolahan sampah telah banyak dilakukan dengan efektivitas yang beragam.
Edward menyebut, perlu kolaborasi yang lebih baik antarpihak, terutama terkait penetapan regulasi dan pendisiplinan penegakan hukum di sektor pengolahan sampah.
“Perlunya kolaborasi yang lebih sinkron sesuai dengan value chain yang ada di lapangan, mulai dari penerapan tipping fee, peran pengepul dan logistik, pemilahan sampah hingga hilir sebelum diolah, penyeragaman dan metode. Selain itu, acuan teknologi yang direkomendasikan, seperti pemakaian incinerator, pyrolysis, hydrothermal carbonization, composting, dan lainnya,” katanya kepada Bisnis, Kamis (21/10/2021).
Menurut Edward, jumlah investor yang fokus pada bisnis perusahaan rintisan sektor pengolahan sampah memang belum banyak karena terkait penguasaan pengetahuan.
Edward menambahkan, kucuran dana investasi pasti akan berdatangan karena para investor di belakang modal ventura, private equity, maupun asset management semakin melirik sektor yang memberikan dampak positif ke lingkungan.
“Kacamata investasi hanya untuk mendapatkan keuntungan biasanya akan berbeda dengan sudut pandang sustainability dan impact, sehingga ini bisa mempermudah investment management team untuk bergerak,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa kerja sama pentahelix dibutuhkan bagi startup di bidang tersebut dengan melibatkan peran pemerintah, akademisi atau peneliti, investor, dan pelaku industri terkait.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan bahwa startup sektor pengolahan sampah tetap menjanjikan karena didukung fakta jumlah sampah di Indonesia yang banyak.
“Selain itu, green economics juga sedang naik ya,” ucapnya kepada Bisnis saat dihubungi Kami (21/10/2021).
Walaupun demikian, Dianta melihat masalah startup sektor tersebut justru terkait dengan suplai sampah. Meski, jumlah sampah yang tersebar banyak, namun proses pengumpulan dan pemilahan menjadi tantangan tersendiri.
Menurut Dianta, startup pengolahan sampah akan semakin berkembang jika masuk ke ranah bisnis model B2B. Model tersebut menurutnya, mampu memangkas sejumlah hambatan, termasuk biaya dan suplai sampah.