Bisnis.com, JAKARTA - Operator seluler diyakini tidak terlalu membutuhkan pusat data. Peralihan dari kepemilikan menjadi sewa pusat data, akan membuat operator makin efisien.
Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Ariyanto A. Setyawan mengatakan tidak ada urgensi bagi operator selular untuk memiliki pusat data sendiri. Dengan menyewa kapasitas pusat data, menurutnya, operator sudah dapat mengoperasikan bisnis.
Mereka hanya perlu membayar sesuai kebutuhan. Sayangnya Ariyanto tidak memiliki angka mengenai efisiensi yang diperoleh operator dengan beralih ke skema sewa dari skema kepemilikan.
“Efisiensinya berbeda-beda, bisa membayar sesuai yang dipakai dan fokus pada bisnis inti,” kata Ariyanto, Rabu (8/9/2021).
Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan dengan sewa operator hanya perlu fokus untuk biaya operasional.
Adapun kekurangannya, kata Ian, adalah ketergantungan mengenai ketersediaan dari semua aspek pusat data, termasuk pola kerja sama bisnis sebagai penyewa.
“Akan ada perubahan pengelola, tentu hal ini akan menimbulkan pertanyaan bagaimana kualitas layanan ke depan? seharusnya lebih baik,” kata Ian.
Sebelumnya, dilansir dari Bloomberg, Rabu (8/9), salah seorang sumber anonim mengatakan bahwa Indosat tengah mempertimbangkan menjual bisnis pusat datanya (data center) di tengah era serba konsolidasi.
Hasil dari penjualan diperkirakan mencapai US$150 juta - US$200 juta. Strategi ini juga bagian dari upaya Indosat utk fokus pada core bisnis yaitu layanan internet, dan melepas segala sesuatu diluar core seperti data center dan menara.
Dikutip dari laporan info memo kuartal II/2021. diketahui pengeluaran modal PT Indosat Tbk. turun 8,1 persen secara tahunan dari Rp3,3 triliun pada kuartal II/2020, menjadi Rp3 triliun pada kuartal II/2021.
Sementara itu pendapatan Indosat tumbuh 11,4 persen secara tahunan dari Rp13,5 triliun pada kuartal II/2021, menjadi Rp15 triliun.