Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah secara resmi telah melakukan peletakan baru pertama (groundbreaking) satelit multifungsi SATRIA. Proyek strategis nasional itu menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang dijamin oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan terlepas dari situasi pandemi Covid-19, upaya percepatan transformasi digital terus diwujudkan demi menghadirkan konektivitas digital di seluruh pelosok Nusantara.
“Teknologi satelit ini adalah sebagai solusi telekomunikasi dalam usaha bersama untuk memperkecil kesenjangan akses broadband Internet untuk menjembatani digital divide,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (25/8/2021).
Johnny menegaskan hal itu pada acara groundbreaking Satelit SATRIA. Satelit multifungsi ini ditargetkan melakukan peluncuran pada kuartal II/2023 dan beroperasi pada kuartal IV/2023. Satelit SATRIA merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.
Saat ini proyek KPBU SATRIA telah memasuki tahapan konstruksi dan ditargetkan peluncuran dapat dilaksanakan pada kuartal ke II 2023 serta diharapkan pada kuartal keempat 2023 sudah dapat beroperasi.
Proyek ini dikembangkan dengan skema KPBU oleh Kementerian Komunikasi & Informatika (Kemenkominfo) selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dan telah menunjuk PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana serta telah diberikan penjaminan pemerintah oleh Special Mission Vehicles (SMV) Kementerian Keuangan yaitu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT PII.
Kehadiran Satelit SATRIA merupakan upaya meningkatkan konektivitas pada layanan publik pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) serta perbatasan.
Proyek KPBU SATRIA akan menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dan memiliki kapasitas sebesar 150 Gbps yang direncanakan akan melayani kurang lebih 150.000 lokasi layanan publik yang terdiri atas sarana Pendidikan, fasilitas kesehatan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah Indonesia.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur digital yang menjadi fondasi kuat untuk kehidupan masyarakat. Keberadaan proyek KPBU SATRIA diharapkan mampu mendorong pemerataan akses dan kegiatan untuk masyarakat.
“Sampai saat ini pemerintah terus membangun infrastruktur sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan pembangunan percepatan infrastruktur pada proyek PSN. Proyek SATRIA ini yang juga dapat dukungan penuh dari PT PII diharapkan dapat selesai tepat waktu dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat di masa pandemi ini,” katanya.
Direktur Utama PT PII, M. Wahid Sutopo menambahkan proyek Satelit SATRIA merupakan proyek KPBU pada sektor telekomunikasi yang keempat setelah Palapa Ring (Barat, Tengah dan Timur).
Dengan adanya dukungan penjaminan pemerintah dari PT PII, katanya, proyek ini memperoleh kepercayaan investor swasta dan pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan internasional yaitu HSBC, Santander, BPI France, Korean Development Bank (KDB), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
“PT PII tidak hanya meningkatkan minat dan keamanan investor dan pembiayaan swasta, tetapi juga memantau dan berkoordinasi dengan berbagai stakeholder untuk proyek dapat selesai tepat waktu sehingga manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat menutup kesenjangan digital khususnya di wilayah 3T dan perbatasan,” jelasnya.
Sebagai catatan, proyek ini direncanakan memiliki 11 stasiun bumi/gateway di beberapa lokasi yang tersebar di Indonesia antara lain di Batam, Cikarang, Banjarmasin,Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. Cikarang menjadi lokasi untuk Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer, Network Operation Control & Gateway Proyek KPBU SATRIA.