Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Game Indonesia (AGI) menilai Hari Game Indonesia (HARGAI), pada 8 Agustus 2021 dapat mendorong akselerasi indusri olahraga elektronik (e-sport) di Indonesia khususnya pengembang gim lokal.
Ketua Umum AGI Cipto Adiguno mengatakan, pandemi Covid-19 masih menjadi problematika yang belum kunjung usai sehingga gim menjadi salah satu alat yang dapat membantu pemain berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain.
“Seiring makin populernya gim sebagai media konsumsi, terutama di masa pandemi Covid-19, AGI memfokuskan HARGAI untuk mempromosikan gim lokal agar mereka lebih dikenal,” ujarnya, Minggu (8/8/2021)
Lebih lanjut, dia melihat saat ini genre gim yang diminati oleh masyarakat antara lain adalah gim multiplayer dan gim yang memiliki komunitas atau basis penggemar (fan base) yang kuat.
CEO dari GGWP.ID Ricky Setiawan mengatakan peluang industri olahraga-el di Indonesia masih sangat besar. Adapun, penelitian yang dilakukan GGWP menunjukan terdapat 47 juta pemain gim olahraga-el di Indonesia.
Berdasarkan data Newzoo, pada 2020 besar pasar gim berada di angka US$1,74 miliar atau sekitar Rp25,1 triliun, dan mengalami kenaikan sebesar 32.7 persen secara tahunan (yoy).
Ricky melanjutkan, besarnya potensi dari olahraga-el tersebut seharusnya juga selaras dengan menguatkan peran pengembang gim lokal agar karyanya turut dikenal.
“Pengembang lokal perlu lebih banyak orang dengan latar belakang edukasi bisnis yang kuat. Sebab, kita punya banyak artis gim dan programmer gim, tetapi minim desainer gim yang memahami kebiasaan pengguna,” ujarnya.
Dia mengatakan, sampai saat ini gim battle royale memiliki peringkat atas dengan persentase 67,9 persen dan MOBA sebesar 29,11 persen untuk genre yang masih menguasai pasar.
Menurutnya, Masing-masing pengguna memiliki kebiasaan tertentu yang harus dikenali oleh pengembang gim lokal.
“Untuk MOBA misalnya, karena learning curve tinggi, orang sulit pindah ke gim lain. Jadi, untuk bersaing di pasar MOBA sangat sulit. battle royale sebaliknya, orang mudah pindah. Peluang baru besar, tetapi sering juga hanya berupa trend sesaat, dengan mudah pindah kembali ke gim lain,” katanya.
Head of Brand Marketing Mobile Premier League Indonesia Layla Safira Andarmawanty pun memahami bahwa gim lokal memiliki potensi untuk jadi raja di rumahnya sendiri.
Alhasil, Layla mengatakan perusahaan menggunakan pendekatan lain untuk bisa mengenalkan gim lokal ke masyarakat, yaitu berkolaborasi dengan aktor Tanah Air Baim Wong sebagai perwujudan komitmen jangka panjang perusahaan untuk memperkenalkan MPL sekaligus mendukung pertumbuhan mobile olahraga-el di tanah air.
“Pemilihan Baim Wong sebagai brand ambassador tentu bukan tanpa alasan. Sebagai figur publik, Baim sangat populer di seluruh lapisan masyarakat, serta memiliki minat besar terhadap mobile e-sport yang mengedepankan sportifitas dan keahlian dalam bertanding,” katanya.
Ke depannya, dia berharap perusahaan dapat memperluas basis penggemar platform MPL yang hingga kini telah diunduh lima juta pengguna serta dapat mendorong tumbuhnya ekosistem industri olahraga elektronik di Indonesia.
Berdasarkan data dari Indonesia Esports Premier League (IESPL) pada 2021, Indonesia menempati peringkat 12 sebagai pasar gaming dunia, dengan total pemain game aktif mencapai 62,1 juta orang. Bahkan, pada 2019, industri gim tanah air telah menghasilkan US$1,04 miliar.
“Data ini merefleksikan peningkatan popularitas olahraga elektronik di Indonesia yang menjadi peluang bagi para pemain industri mobile e-sport untuk bersama-sama mendorong industri kreatif Indonesia.