Bisnis.com, JAKARTA - Diferensiasi produk menjadi penentu jika operator seluler ingin mengambil hati pelanggan internet rumahan. Ini menjadi tantangan bagi operator seluler manapun yang berbisnis layanan internet tetap.
Meski pasar internet rumah (fiber to the home/FTTH) masih luas, jumlah pemain yang bertarung di pasar ini sangat padat. Targetnya semuanya sama yaitu wilayah perkotaan.
Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan membuat produk internet rumah yang dapat diterima masyarakat tidak mudah. Operator harus menyusun dengan matang produk yang ditawarkan kepada pelanggan rumahan.
“Tantangannya harus melakukan penelitian lalu menentukan kelebihan dan kekurangan masing-masing model yang akan ditawarkan, sehingga masyarakat dapat diterima,” kata Ian, Senin (2/8/2021).
Seandainya operator berhasil meracik produk internet rumah yang menarik, kata Ian, pendapatan operator seluler berpeluang meningkatkan hingga 10 persen dibandingkan dengan sebelum memiliki layanan internet rumah.
Tambahan tersebut juga berasal dari layanan konektivitas, aplikasi dan konten yang dijual oleh operator.
Sementara itu, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi mengatakan bisnis Internet tetap peluangnya akan makin besar, karena permintaan terhadap layanan cukup besar.
Status bekerja dan belajar dari rumah yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu lama, jadi pendorong pertumbuhan.
Adapun mengenai tantangan dalam menggelar layanan internet rumah dan internet bergerak (seluler) secara bersamaan, menurut Ridwan, lebih kepada penetapan harga dan konten yang disalurkan.
“Paket kuota selular secara nature mahal, sedangkan paket fiber jauh lebih murah, jika paket fixed broadband dengan teknologi seluler maka harus dihitung benar supaya tidak terlalu mahal tetapi bisa menutup pengeluaran,” kata Ridwan.
Sekadar informasi, beberapa operator seluler terus mengembangkan layanan internet rumah secara mandiri, berkolaborasi dengan anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi.
XL Home milik XL Axiata telah melayani 110.000 pelanggan, dengan jumlah Homepass yaitu 580.000 per Mei 2021. XL menargetkan menggelar 650.000 homepass.
XL terus memperkuat layanan internet rumah, salah satunya dengan rencanan akuisisi 66 persen saham milik Link Net. Jika berhasil, XL akan menjadi pengendali atas 2,7 juta homepass milik First Media.
XL mengungkapkan aksi akuisisi tersebut untuk memperluas layanan mereka, termasuk layanan konvergensi - layanan internet rumah dan bergerak.
Sementara itu Smartfren telah mengakuisisi 20,5 persen saham Moratelindo pada Mei 2021. Aksi itu memungkinkan keduanya untuk menawarkan tambahan produk kepada masing-masing pelanggan.
Smartfren menawarkan produk Oxygen.id milik Moratelindo, dan Moratelindo menawarkan produk Smartfren kepada 10.000 pelanggan korporasi Moratelindo. Serat optik milik Moratelindo terbentang lebih dari 50.000 kilometer, termasuk salah satu yang terpanjang di Indonesia.
Kemudian, Indosat melalui GIG melayani internet tetap di daerah perumahan dan apartemen. Kota-kota besar di Pulau Jawa dapat mengakses layanan ini.