Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) mencatatkan pendapatan senilai Rp9,62 triliun pada 2020.
Capaian tersebut tumbuh 28 persen dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp7,51 triliun. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bisnis digital, jasa panggilan suara, dan layanan data.
Di samping itu, anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) itu juga membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan senilai Rp834,44 miliar pada 2020 atau naik 346 persen dibandingkan dengan 2019 senilai Rp187,03 miliar.
CEO Telin Sukardi Silalahi mengatakan pertumbuhan yang dicatatkan perseroan merupakan capaian terbesar dalam perjalanan bisnis Telin.
Pertumbuhan tersebut, kata Sukardi, diperoleh dari pertumbuhan pendapatan yang signifikan dari bisnis ritel digital, pusat data, korporasi, konektivitas data digital, dan wholesale international digital business.
“Di tengah kondisi pandemi Covid-19, kami menangkap peluang tingginya permintaan penggunaan bandwidth dari Amerika Serikat, Eropa, Asia ke Indonesia dan sebaliknya yang disebabkan oleh meningkatnya pemanfaatan teknologi digital,” kata Sukardi dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (24/5/2021).
Sukardi mengatakan peningkatan permintaan juga disebabkan oleh situasi pandemi yang memaksa orang-orang beraktivitas – belajar dan bekerja – dari rumah karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Masyarakat juga semakin rajin dalam mengakses layanan dagang elektronik karena pergerakan masyarakat dibatasi. Pandemi membangun ekosistem digital yang akan menjadi kebiasaan gaya hidup digital yang akan memengaruhi pola kehidupan interaksi antar manusia.
Sekadar informasi, Telin berfokus pada bisnis telekomunikasi internasional untuk mengelola dan mengembangkan bisnis di luar negeri.
Infrastruktur global Telin meliputi 207.260 kilometer sistem kabel, 58 Points of Presences (PoP), 10 kantor global, dan lebih dari 19 pusat data tier II sampai tier IV yang beroperasi di Singapura, Hong Kong, Timor Leste, dan Indonesia.