Bisnis.com, JAKARTA - Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., Telekomunikasi Indonesia International (Telin), dan Singtel mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mengembangkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru yang menghubungkan Singapura dan Batam.
Keduanya berada dalam Konsorsium INSICA (Indonesia Singapore Cable System) dan akan membangun jaringan serat optik bawah laut sepanjang 100 kilometer.
Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba mengatakan pada masa mendatang, pasar kabel bawah laut global siap untuk pertumbuhan yang belum pernah terjadi, menjadikan Batam dan Singapura sebagai lokasi utama untuk investasi data center.
“Kabel bawah laut INSICA akan memenuhi kebutuhan penting untuk interkonektivitas data center di antara lokasi-lokasi strategis utama ini,” kata Budi dalam siaran pers, Rabu (5/6/2024).
INSICA akan menghadirkan kabel bawah laut yang terdiri dari 24-pasangan serat optik dan dua jalur kabel darat yang beragam sehingga menawarkan kapasitas maksimum hingga 20 terabit per detik per pasangan serat optik.
Hal ini akan memberikan bandwidth yang unggul, konektivitas tanpa batas, dan keamanan jaringan yang kuat serta memungkinkan pembagian sumber daya dan skalabilitas yang efisien.
Jalur beragam baru yang disediakan oleh INSICA pun akan meningkatkan perlindungan dan keandalan jaringan serta memastikan data center beroperasi 24/7 tanpa gangguan. Sistem kabel INSICA sepanjang 100 km ini akan mendukung lonjakan lalu lintas telekomunikasi data center antara Singapura dan Batam dan diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal keempat tahun 2026.
Sementara itu, Vice President of Digital Infrastructure & Services Singtel, Ooi Seng Keat mengatakan Batam muncul sebagai lokasi utama untuk data center karena kedekatannya dengan Singapura.
Dengan sistem kabel ini, kami dapat meningkatkan konektivitas antara kedua negara untuk mendukung beban kerja AI dengan higher power density yang intensif dari enterprises dan perusahaan cloud.
“Pengembangan sistem kabel INSICA adalah langkah yang kami ambil dalam merancang hyper-connected ekosistem digital untuk memenuhi permintaan jangka panjang, untuk merealisasikan masa depan digital kawasan ini dan meningkatkan ekonomi regional,” kata Ooi.
Dia mengatakan bahwa sektor data center Asia Tenggara sedang mengalami pertumbuhan pesat yang didorong oleh kemajuan dalam AI, cloud computing, e-commerce, IoT, edge computing, dan 5G.
Pertumbuhan ini pun menarik gelombang investasi dari pemain yang sudah mapan maupun pendatang baru. Konektivitas langsung antara data center pun akan mendukung penerapan teknologi-teknologi baru, seperti Internet of Things, robotika, AI, dan analitik data, yang memerlukan bandwidth tinggi dan latensi rendah untuk aplikasi skala komersial dan real-time.
Adapun bisnis Telkom di segmen Wholesale terus mengalami peningkatan. Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp4,73 triliun, naik 16,04% YoY pada kuartal I/2024. Segmen ini mengalami pertumbuhan tertinggi di Telkom pada kuartal I/2024. Bisnis wholesale dan internasional Telkom meliputi bisnis menara, infrastruktur hingga data center.
Konsorsium Alpha
Pada Februari 2024, Telkom juga terlibat dalam penggelaran sistem komunikasi kabel bawah laut (SKKL) ALPHA yang menghubungkan Singapura, Jepang, Korea, Filipina, Vietnam, dan negara-negara lainnya. SKKL ini ditargetkan beroperasi kuartal I/2027.
Telkom melalui PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) tergabung dalam konsorsium ALPHA (Asia Link for Advanced Performance of High-Speed Access) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) perencanaan dan pengembangan SKKL tersebut.
Budi saat itu mengatakan inisiatif kabel bawah laut ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memajukan konektivitas digital di Indonesia.
“Fokus kami adalah memberikan latensi ultra rendah, rute unik dan akses langsung dari data center ke data center, yang kami yakini sebagai langkah signifikan menuju masa depan konektivitas digital di wilayah ini,” kata Budi, dikutip Jumat (2/1/2024).
Sekadar informasi, Telkom berusaha menangkap peluang trafik data yang saat ini terkonsentrasi dari Amerika Serikat & Eropa ke wilayah Asia-Pasifik.
Pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) trafik berpindah di area tersebut diproyeksikan sebesar 10-25% dalam kapasitas data center di Malaysia, Indonesia, dan India dalam lima tahun mendatang. Sejauh ini, terdapat 38 SKKL di Singapura dan menjadikannya hub teramai di dunia dibandingkan dengan Mesir, Marseille, dan Tokyo.
Melalui kolaborasi ini, tujuh SKKL baru yang disebut ICE (Indonesia Cable Express) akan menjadikan perairan Indonesia sebagai hub untuk SKKL. Partisipasi Telin dalam konsorsium ALPHA akan memberikan manfaat bagi pengembangan infrastruktur digital dan menghubungkan lebih banyak orang di seluruh dunia di masa depan.
Kabel ALPHA sendiri memiliki setidaknya delapan pasang serat dengan kecepatan 18 Tbps (terabit per second) per pasang serat yang memungkinkan transmisi data yang lancar dan berkapasitas tinggi di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.
Sementara itu, Senior Vice President KT Corporation Jehoon Myung menyatakan konstruksi kabel ALPHA oleh KT berfungsi sebagai batu loncatan utama yang dengan cepat dapat mengatasi permintaan yang meningkat pesat untuk lalu lintas cloud, big data, dan AI di wilayah Asia yang tumbuh pesat untuk pelanggan enterprises.
Konsorsium ALPHA ditargetkan mulai berjalan pada kuartal III/2024, dengan kontrak pada tahun 2024, serta akan melanjutkan prosedur untuk memilih turn-key supplier dan persiapan lainnya. Sistem kabel ALPHA diharapkan siap beroperasi pada kuartal I/2027.
“KT juga akan terus memperluas ekspansi dalam pasar SKKL Asia dengan memperkuat kemitraan dengan perusahaan-perusahaan global,” kata Jehoon.