Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai PT Telekomunikasi Indonesia International dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berpeluang mendapat untung besar, jika sistem komunikasi kabel bawah laut (SKKL) yang menghubungkan Singapura–Indonesia–Amerika Utara selesai dibangun.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan SKKL yang terbangun akan berguna sebagai sistem cadangan untuk mengantisipasi putus SKKL yang berada di Jepang atau jalur konvensional.
Dengan hadirnya sistem cadangan, kata Ian, operator telekomunikasi yang terlibat dalam pembangunan SKKL dapat menetapkan harga layanan yang lebih tinggi, karena secara kualitas mereka lebih baik dibandingkan perusahaan yang hanya memasang satu jalur.
“Tidak ada istilah putus. Harganya lebih mahal, lebih untung,” kata Ian kepada Bisnis.com, Selasa (30/3/2021).
Sementara itu, Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Ariyanto A. Setyawan mengatakan model bisnis yang terjalin antara perusahaan telekomunikasi dan Facebook, akan memberi manfaat tambahan bagi kedua perusahaan.
Dia menjelaskan dalam skema berbagi manfaat misalnya, dari empat inti (core) SKKL yang dibangun OTT menggunakan dua inti dan perusahaan telekomunikasi memakai dua inti. Namun, saat membayar kontribusi, OTT cenderung membayar lebih besar sekitar 60–80 persen untuk jumlah inti SKKL yang sama.
Perusahaan telekomunikasi juga terkadang mendapat manfaat untuk mengakses layanan OTT, sehingga dapat memberikan produk khusus ke pelanggan. Misalnya, untuk membuka YouTube lebih gampang dari situs-situs dalam negeri karena secara bandwidth tidak menggunakan router lagi. Telkom langsung terhubung ke Google.
Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) yang merupakan anak perusahaan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) bersama Keppel Midgard Holdings Pte. Ltd. (KMH) dan anak perusahaan Facebook Inc. (Facebook) mengumumkan penandatanganan perjanjian pembangunan bersama dalam kepemilikan dan pengembangan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Bifrost.
Telin dan para perusahaan yang terlibat dalam pembangunan tersebut menargetkan pembangunan SKKL Bifrost selesai pada awal 2024 dengan panjang lebih dari 15.000 km.
Sistem kabel bawah laut ini akan memenuhi kebutuhan konektivitas yang berkembang di kawasan Asia Tenggara, dengan menyediakan tidak hanya konektivitas langsung tanpa batas ke Amerika Serikat, juga memberikan tingkat latensi yang lebih rendah, dan keragaman jaringan.