e-Commerce Perlu Antisipasi Server saat Subsidi Ongkir Berlaku

Akbar Evandio
Selasa, 13 April 2021 | 02:40 WIB
Ilustrasi belanja online. - istimewa
Ilustrasi belanja online. - istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan layanan server dinilai perlu diantisipasi oleh pemain dagang elektronik (e­commerce) dan dompet digital dalam menyambut kebijakan pemerintah terkait dengan subsidi ongkos kirim.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan potensi permintaan yang melonjak akan mempengaruhi kekuatan dari server pemain sehingga kebutuhan ini yang diharapkan jangan sampai luput untuk diantisipasi.

“Jangan sampai lonjakan permintaan malah membuat server masing-masing pemain menjadi down. Selain itu, fraud, penipuan, hingga pembajakan akun harus diantisipasi ketika ada lonjakan permintaan. Biasanya kejahatan digital meningkat ketika permintaan sedang meningkat,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (12/4/2021).

Dia melanjutkan hal ini dikarenakan potensi dari diskon harbolnas juga lumayan besar. Dengan kondisi tidak ada kebijakan dari pemerintah pun agenda belanja daring nasional selalu mengalami peningkatan terlebih menjelang lebaran di mana biasanya konsumsi orang di pasar daring bisa meningkat 1,5—2 kali lipat dari biasanya.

“Saya rasa bisa mendatangkan kenaikan gross merchandise value [GMV] yang signifikan bagi seluruh ekosistem di perdagangan daring. Tentu, kebijakan ini harus didukung oleh pemain dalam ekosistem perdagangan daring, karena dengan adanya kenaikan permintaan maka volume transaksi akan membengkak. Jangan sampai ada protes barang lama datang karena penumpukan pengiriman seperti yang terjadi baru-baru ini,” ujar Huda.

Sebelumnya, pemerintah tengah menyiapkan Rp500 miliar untuk subsidi biaya ongkos kirim di Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) saat Lebaran 2021.

Selain Harbolnas dengan subsidi bebas ongkirnya, pemerintah juga mengupayakan bangkitnya ekonomi nasional melalui penyaluran tunjangan hari raya (THR). Perusahaan pun diminta membayarkan THR secara tepat waktu karena pemerintah beranggapan telah memberikan sejumlah insentif usaha.

Adapun, bila THR disalurkan dengan tertib, pemerintah memprediksi ada aliran dana hingga Rp215 triliun yang mengalir ke pasar. Tentu, angka ini mengasumsikan seluruh karyawan ramai-ramai membelanjakan THR yang diterimanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper