Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan pesat teknologi telah mendorong popularitas olahraga elektronik (esports). Saat ini ada banyak gim yang dipertandingkan secara resmi dengan memperebutkan gelar dan hadiah bergengsi.
Founder & CEO GGWP.id Ricky Setiawan mengatakan bahwa saat ini ada banyak gim daring yang muncul. Namun, tidak semua gim bisa dimasukkan atau dikategorikan sebagai gim esports.
"Esports adalah game, tapi tidak semua game itu esports," katanya dalam acara virtual Siberkreasi pada Sabtu (13/3/2021).
Dia menuturkan ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan semacam patokan untuk melihat apakah sebuah gim bisa digolongkan ke dalam game esports.
Pertama adalah real time. Ricky menuturkan game esports harus dimainkan dengan prinsip main saat ini akan menghasilkan aksi saat ini juga atau real time. Bukan game yang dimainkan saat ini tapi ada jeda aksi dalam beberapa waktu.
Kedua, bisa ditonton. Esports seperti namanya olahraga harus bisa ditonton oleh orang lain. Paling tidak bisa menampilkan statistik atau bahkan spektator di dalamnya.
Ketiga, memerlukan kemampuan, bukan sekadar keberuntungan. "Esports itu memerlukan kemampuan yang dapat dilatih bukan cuma hoki. Misalnya kemampuan akurasi, kemampuan berpikir cepat, dan lain-lain," ujarnya.
Keempat, titik awal yang seimbang misalnya gim pertarungan 1 vs 1, 3 vs 3, 5 vs 5, dan seterusnya.
Kriteria kelima adalah memiliki kondisi kemenangan misalnya untuk menghancurkan markas, menjadi pemain terakhir, dan lain sebagainya.
Ricky menegaskan bahwa esports merupakan salah satu jenis olahraga karena aktivitas ini memerlukan ketangkasan seperti tangan atau lengan, perlu kecepatan berpikir, dan ketahanan tubuh.