Bisnis.com, JAKARTA – Tren internet untuk segala (internet of things/IoT) dinilai semakin unjuk gigi di beragam sektor sejalan dengan pengembangan ekosistem terkait dan transformasi digital di Indonesia.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan penggunaan IoT sudah mulai merambah ke berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga ke pertanian.
“Sebagai contoh salah satu startup yang bertumbuh cukup pesat di sektor tambak ikan atau udang adalah eFishery dengan penerapan di lebih dari 40.000 tambak, dan hampir mencapai 11.000 petambak. Mereka menerapkan IoT,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (12/3/2021).
Selain itu, dia melanjutkan di perusahaan manufaktur sebetulnya penggunaan IoT dalam konteks modul sensor, Programmable Logic Controller (PLC) dan Supervisory Control and Data Acquisition (Scada) mulai bertransformasi menjadi IoT di era saat ini.
“[Penyebabnya], cakupan sensor yang dipergunakan juga makin banyak setingkat dengan kemudahan implementasi IoT berikut perangkat analisanya di komputasi awan sehingga deteksi dan perawatan preventif bisa menjangkau sampai ke level motor listrik untuk mendeteksi tingkat kehausan, panas, getaran dan lainnya,” katanya.
Lebih lanjut, Edward menjelaskan dari dua contoh di atas, IoT memberikan kemudahan dan variasi penggunaan yang makin banyak untuk efisiensi kerja industri.
“Bahkan, apabila ditambah cakupan analisa menggunakan teknologi komputasi awan dan kecerdasan buatan, maka industri dinilai dapat membuka potensi menjadi makin besar dan menumbuhkan pangsa pasarnya,” ujarnya.
Edward meyakini bahwa sektor seperti rumah pintar dan konstruksi, otomotif, manufaktur, rantai pasok, layanan kesehatan, dan energy merupakan basis yang urgensi mengadopsi IoT demi mendapatkan efisiensi kinerja ke depan.
Sekadar catatan, firma riset pasar International Data Corporation (IDC) memprediksi pengeluaran perusahaan secara global dalam mengadopsi IoT mencapai US$1,1 triliun atau sekitar Rp15.730 triliun pada 2023.