Bisnis.com, JAKARTA - Rencana merger dua perusahaan startup paling bernilai di Indonesia, Gojek dan Tokopedia, dinilai terjadi pada momentum yang tepat.
Pasalnya, di saat pandemi Covid-19 terjadi semakin banyak UMKM yang bisnisnya bergantung pada ekosistem digital yang kuat seperti yang dimiliki oleh Gojek dan Tokopedia.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan merger kedua perusahaan berbasis digital tersebut diharapkan bisa menciptakan digital hub yang tidak hanya akan mendukung keberlangsungan bisnis UMKM, namun juga bisa mengangkat UMKM ke level selanjutnya.
“Efeknya [merger Gojek dan Tokopedia] sangat positif dan momentumnya juga tepat. Dengan peluang yang timbul di masa pandemi ini, di mana semakin banyak UMKM yang mengubah strateginya menjadi 'go digital’, saya rasa merger kedua perusahaan akan mampu mengoptimalkan momentum itu,” katanya seperti dikutip Jumat (15/1/2021).
Fithra mengungkapkan kondisi pandemi COVID-19 telah menghadirkan tantangan sekaligus peluang, terutama bagi UMKM. Namun ketika mereka bergabung ke platform digital seperti yang dikelola Gojek ataupun Tokopedia, para UMKM ini bisa mengalami kenaikan transaksi sampai ratusan persen.
Kemampuan Gojek dan Tokopedia untuk mendorong bisnis UMKM untuk ‘go digital’ bisa dilihat dari pertambahan jumlah pelaku usaha kecil yang bergabung dalam ekosistemnya.
Gojek, selama masa pandemi mengalami penambahan jumlah UMKM lebih dari 600.000 mitra. Sementara mitra Tokopedia juga melonjak lebih dari 3 juta menjadi sekitar 10 juta.
"Beralihnya perilaku konsumen ke layanan dan transaksi digital mendorong pelaku usaha untuk juga pindah ke ekosistem digital demi mendapatkan pasar. Itu sebabnya terjadi kenaikan jumlah UMKM dan transaksi di Gojek ataupun Tokopedia selama masa pandemi," jelasnya.
Ke depannya, jutaan UMKM di platform Tokopedia dapat memanfaatkan infrastruktur logistik yang telah dikembangan Gojek untuk mengirimkan barang dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini akan mendorong pertumbuhan bisnis UMKM sekaligus meningkatkan kenyamanan konsumen.
Selain merchant UMKM, Fithra melanjutkan, merger Gojek dan Tokopedia berpotensi semakin menguntungkan konsumen. Fithra memperhitungkan bila bersatunya dua startup itu akan meningkatkan skala ekonominya.
Menurutnya dengan skala ekonomi yang semakin besar, maka keduanya akan bisa beroperasi dengan lebih efisien, sehingga ‘cost per output’ dan ‘cost per production’ akan menjadi rendah.
Kondisi itu akan menguntungkan penggunanya, yaitu konsumen dan merchant UMKM yang bergabung di platform itu.
Menurutnya pelaku bisnis digital seperti Gojek dan Tokopedia sudah memiliki strategi yang matang. Masing-masing menjaga prospek bisnisnya dengan melakukan diversifikasi bisnis menuju super-apps dengan tidak hanya berpijak pada satu lini bisnis saja.
Gojek yang awalnya bergerak di sektor transportasi, kini justru kuat karena layanan fintech-nya, dan begitupun Tokopedia yang berhasil memperluas lini bisnisnya secara horizontal.
"Merger ini mempertemukan mereka di satu titik, di mana mereka pada akhirnya merasa saling membutuhkan satu sama lain untuk mengoptimalkan peluang selama dan sesudah pandemi,” imbuh dia.
Fithra bahkan juga meyakini jika merger Gojek dan Tokopedia ini akan memicu efek “bandwagon”, dimana akan banyak pelaku bisnis digital yang lainnya yang juga terinspirasi untuk mengambil strategi serupa karena menilai potensi bisnis yang bisa dicapai setelahnya.
“Pandemi ini mempercepat ‘the future of economic’. Kondisi ini harusnya dihadapi 5-10 tahun ke depan, tapi karena kesulitan yang muncul, situasi terjadi lebih cepat. Kita akan melihat akan ada peningkatan kekuatan dan kapasitas ekonomi menjadi lebih signifikan,” pungkasnya.