Indosat dan Tri Hendak Dilebur, Begini Peta Bisnis Operator Terkini

Miftahul Ulum
Senin, 28 Desember 2020 | 23:53 WIB
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CK Hutchison Holdings Ltd. dan Qatar’s Ooredoo QPSC sedang dalam pembicaraan menggabungkan bisnis operator telekomunikasi di Indonesia untuk memperkuat kompetisi di Asia Tenggara.

Pembicaraan kedua entitas ini fokus pada potensi merger PT Indosat (terdaftar di bursa saham dengan kode ISAT) yang 65 persen kepemilikan diapit Ooredo dan PT Hutchison 3 Indonesia yang dimiliki CK Hutchison. Negosiasi akan bersifat eksklusif hingga 30 April, meskipun belum ada keputusan akhir yang dibuat tentang persyaratan kesepakatan atau apakah melanjutkan dengan kombinasi.

Bloomberg pada Senin (28/12/2020) melaporkan merger bisa menjadikan posisi lebih baik dalam menghadapi pesaing lebih besar dengan PT Telkom Indonesia, operator terbesar nasional milik negara dan Axiata Group Bhd.'s pemilik PT XL Axiata. CK Hutchison, konglomerasi yang didirikan orang terkaya di Hong Kong Li Ka-shing, tahun lalu melakukan pendekatan awal untuk menggabungkan unit tersebut dengan XL, kata orang yang mengetahui masalah tersebut pada saat itu.

Telkom, XL, dan Indosat secara kolektif memeroleh 86 persen dari pendapatan seluler di Indonesia pada paruh pertama tahun 2020, menurut laporan oleh Fitch Ratings pada bulan November. Telkom memiliki sekitar 171 juta pengguna pada 2019.

Hutchison Asia Telecommunications yang mencakup bisnis telekomunikasi CK Hutchison di Indonesia, Vietnam dan Sri Lanka, memiliki sekitar 48,8 juta akun pelanggan aktif di tiga negara, menurut laporan keuangan sementara terbaru. Indosat memiliki 60,4 juta pada akhir September.

Indonesia menyumbang HK$3,95 miliar (US$510 juta), atau 87 persen dari total pendapatan Hutch Asia dalam enam bulan pertama tahun 2020. Satu-satunya pasar telekomunikasi Hutchison Asia yang membukukan Ebitda positif dan pendorong perusahaan dengan pertumbuhan pengguna 7 persen pada enam bulan pertama/setengah tahun ini.

Menghadapi berbagai tantangan, CK Hutchison - sekarang dipimpin oleh Victor Li, putra senior Li - telah mencari cara untuk melindungi keuangan dan mendapatkan nilai lebih dari aset grup. Bulan lalu, mereka setuju untuk menjual aset menara Eropa ke Cellnex Telecom SA Spanyol seharga 10 miliar euro ($12,2 miliar).

Bisnis CK Hutchison yang berbasis di Hong Kong, mencakup pelabuhan, telekomunikasi, dan ritel, telah dilanda kerusuhan politik di dalam negeri, perselisihan perdagangan AS-China, dan akhir-akhir ini pandemi virus corona. Setelah melaporkan penurunan 29 persen dalam laba bersih paruh pertama, CK Hutchison pada Agustus memperingatkan penurunan laba lebih lanjut pada operasi inti di paruh kedua.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper