Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan bahwa penggelaran 5G akan tetap dilakukan pada tahun depan di pita 2,3 GHz, meski banyak pihak yang menilai frekuensi tersebut kurang populer.
Analisis Kebijakan Ahli Madya Kemenkominfo Adis Alifiawan mengatakan Kemenkominfo mendorong para pemenang -- Smartfren, Telkomsel, dan Tri Indonesia -- untuk segera melakukan persiapan penggelaran layanan sesuai dengan komitmennya. Sayangnya Adis tidak merinci komitmen para pemenang lelang tersebut.
Adis hanya menjelaskan bahwa dengan adanya tambahan spektrum dari hasil seleksi frekuensi, maka para pemenang lelang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kapasitas jaringan internet cepat yang terus meningkat seiring dengan adaptasi terhadap perkembangan teknologi global.
“Kementerian Komunikasi dan Informatika optimistis pada 2021 akan ada operator seluler yang menyediakan layanan 5G di sejumlah lokasi area publik,” kata Adis kepada Bisnis.com, Rabu (23/12/2020).
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan penetapan hasil pemilihan blok frekuensi 5G bagi tiga operator seluler yang lolos seleksi penggunaan pita 2,3 GHz.
PT Smartfren Telecom (Smartfren) memilih Blok A, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memilih Blok C, dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) memilih Blok B. Ketiganya mengajukan Harga Penawaran sebesar Rp144,8 miliar.
Di samping itu, dalam menghadirkan 5G ke Tanah Air, kata Adis, Kemenkominfo akan fokus menyelesaikan Peta Jalan (Roadmap) Implementasi 5G di Indonesia melalui Gugus Tugas (Task Force) 5G pada 2021.
“Peta Jalan ini tidak hanya berisi terkait rencana manajemen spektrum saja, namun juga berisi kerangka pengembangan 5G secara holistik, termasuk pengembangan eksosistem 5G nasional dan juga SDM pendukungnya,” kata Adis.