Bisnis.com, JAKARTA – Amazon Web Service (AWS), perusahaan komputasi awan asal Amerika Serikat, menyatakan bahwa pembanguna pusat data di Indonesia tetap akan berjalan sesuai dengan rencana.
Country Leader AWS Indonesia, Gunawan Susanto memastikan bahwa AWS akan tetap membangun pusat data di Indonesia paling lambat akhir 2021. Komitmen AWS untuk membangun pusat data tidak akan terganggu oleh pandemi Covid-19.
“Kami masih dalam jadwal untuk meluncurkan data center region di Indonesia pada akhir 2021,” kata Gunawan dalam konferensi virtual, Senin (2/11/2020).
Rencana AWS membangun pusat data di Indonesia sudah terdengar sejak 2019. AWS dikabarkan telah menyiapkan anggaran senilai US$2,5 miliar untuk membangun pusat data.
Pusat data tersebut akan dikembangkan di tiga lokasi dengan luas wilayah masing-masing mencapai 20 hektare.
Wilayah layanan tersebut rencananya terdiri dari tiga Availability Zone. Sebelum Jakarta, AWS telah memiliki delapan pusat data region lain di Asia Pasifik yaitu Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapura, Sydney, Tokyo, dan Hong Kong yang akan dibuka dalam waktu dekat.
Secara global AWS memiliki 61 Availability Zone di 20 Region dan 12 Availability Zone baru di AWS Region di Bahrain, Hong Kong, Italia, dan Afrika Selatan.
Gunawan menjelaskan kehadiran pusat data di Indonesia akan memberikan manfaat signifikan bagi Indonesia termasuk, perusahaan rintisan di Tanah Air.
Adapun untuk meningkatkan jumlah pelanggan korporasi dan perusahaan rintisan di Indonesia, kata Gunawan, perseroan membangun kerja sama dengan inkubator dan mengeluarkan produk menarik.
AWS mengklaim bahwa jumlah perusahaan rintisan yang menggunakan layanan AWS makin banyak di tengah kondisi pandemi.
Adapun mengenai mengenai target AWS untuk pasar perusahaan rintisan, Gunawan tidak dapat berkomentar. AWS melaporkan secara umum, tidak spesifik per negara.
“Kami melihat bahwa pengguna AWS [dari startup] makin banyak,” kata Gunawan.
Dia mengatakan bahwa ke depan perseroan akan terus merangkul lebih banyak perusahaan rintisan dan pengembang program untuk meningkatkan kapabilitas mereka.
“Dengan harapan perusahaan rintisan yang baru muncul misalnya, dapat langsung menggunakan teknologi AWS yang lebih tinggi, seperti kecerdasan buatan, Video Recognation dan lain sebagainya,” kata Gunawan.