Asteroid Seukuran Meteor yang Pernah Hancurkan Rusia Dekati Bumi

Fransisco Primus Hernata
Rabu, 30 September 2020 | 18:03 WIB
Asteroid melintasi bumi/istimewa
Asteroid melintasi bumi/istimewa
Bagikan

Bisnis.com, Jakarta – Pada 2013, asteroid setinggi 20 meter meluncur ke Bumi, menembus atmosfer sebelum meledak di atas kota Chelyabinsk, Rusia.

Ledakan asteroid tersebut sangat dahsyat hingga menyebabkan kerusakan pada lebih dari 7.000 bangunan dan melukai lebih dari 1.400 orang.

Sekarang, asteroid dengan ukuran serupa kembali mendekati Bumi pada hari ini, 30 September. Tetapi NASA telah meyakinkan bahwa batu tersebut tidak akan bertabrakan dengan planet kita.

NASA juga menyebutkan, batuan antariksa tersebut berada pada lintasan yang melewati Bumi dengan jarak aman, yakni dengan jarak 1.277.564,86 Km, atau lebih dari tiga kali jarak Bumi dan Bulan.

Meskipun demikian, batuan antariksa sepanjang 20 meter itu mengingatkan para astronom pada meteor Chelyabinsk di tahun 2013.

Menurut pengamatan, asteroid itu melaju dengan kecepatan mengejutkan 13,7 kilometer per detik, atau kurang dari 50.000 kilometer per jam. Dengan kecepatan itu dapat menyelesaikan hampir dua kali lingkaran Bumi dalam waktu kurang dari satu jam. Sebagai gambaran, Bulan membutuhkan 27 hari untuk mengorbit Bumi.

Kembali pada tahun 2013, ketika meteor Chelyabinsk meledak, warga kota mengira mereka sedang diserang, menurut Bryan Walsh, penulis End Times yang menganalisis ancaman eksistensial terhadap umat manusia.

“Ledakan udara dari meteor tahun 2013 bisa dengan mudah disalahartikan sebagai serangan nuklir oleh Amerika Serikat," ujar Walsh dalam bukunya.

Mendekatnya asteroid itu akan memberi NASA kesempatan untuk mempelajari sejarah tata surya karena batuan luar angkasa merupakan Objek Dekat Bumi (NEO).

"NEO adalah komet dan asteroid yang telah didorong oleh tarikan gravitasi planet terdekat ke dalam orbit yang memungkinkan mereka memasuki lingkungan Bumi. Sebagian besar terdiri dari es air dengan partikel debu tertanam, komet awalnya terbentuk di sistem planet luar yang dingin sementara sebagian besar asteroid berbatu terbentuk di tata surya bagian dalam yang lebih hangat antara orbit Mars dan Jupiter. Kepentingan ilmiah tentang komet dan asteroid sebagian besar disebabkan oleh status mereka sebagai puing-puing sisa yang relatif tidak berubah dari proses pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu,” menurut pernyataan NASA.

Asteroid yang melintas hari ini, adalah berupa potongan-potongan sisa dari aglomerasi awal planet bagian dalam yang mencakup Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Asteroid primitif tersebut, yang juga merupakan sisa blok bangunan dari proses pembentukan tata surya, komet dan asteroid bisa menjadi petunjuk tentang campuran kimia yang membentuk planet sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper