Operator Seluler Sebar Kartu Perdana Gratis, Ini Konsekuensinya

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 18 September 2020 | 16:50 WIB
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – ICT Insitute memprediksi bakal terjadi tarik-menarik pelanggan yang sangat kuat seiring dengan aksi bagi-bagi kartu perdana gratis yang dilakukan oleh operator seluler.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan dalam menjalankan program pembelajaran jarak jauh (PJJ) para pelajar telah dibebani dengan biaya kuota data, sehingga kehadiran kartu perdana gratis dengan manfaat tambahan gratis internet dapat meringankan beban mereka.

Menurutnya kegiatan ini juga tidak dapat disebut sebagai pemborosan, sebab biaya untuk memproduksi satu kartu perdana saat ini terbilang murah, sekitar Rp1.500-Rp3.000.

“Sekarang murah ongkosnya dan masuk biaya marketing/akuisisi. Hanya perlu dilihat nanti efektivitasnya dengan churn [tingkat keluar masuk pelangga]-nya berapa,” kata Heru kepada Bisnis.com, Jumat (18/9/2020).

Heru juga menambahkan kegiatan bagi-bagi kartu perdana gratis untuk mendukung PJJ, tidak menyalahi hukum selama tidak memberikan gratifikasi kepada pemerintah daerah ataupun instansi pendidikan.

Dia berpendapat yang ditakutkan dari kegiatan bagi-bagi kartu perdana gratis bukanlah maladministrasi, melainkan persaingan operator dalam mengakuisisi pelanggan operator lainnya. Menurutnya saat ini sejumlah operator sedang ketar-ketir pelanggannya beralih ke operator lain.

“Kekhawatiran ini tidak perlu karena sepanjang kompetisi sehat kan tidak masalah operator memberikan layanan lebih berkualitas, lebih terjangkau tarifnya dan ketersediaan jaringan,” kata Heru.

Sementara itu, Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro ITB, Ian Yosef M. Edward mengatakan operator seluler berusaha untuk mengambil pelanggan berusia muda dari program ini. Dengan penambahan basis pelanggan, nilai perusahaan akan meningkat.

“Hal ini lebih murah dan ada kepastian akan digunakan selama ada pemberian kuota gratis Kemungkinan berganti ganti kartu perdana, beda operator menjadi tidak ada,” kata Ian.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper