Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Game Indonesia menyatakan bahwa industri gim di Tanah Air mengalami pertumbuhan selama pandemi, tetapi lebih landai dibandingkan dengan pengembang gim dari luar negeri.
Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat konsumsi gim di masyarakat meningkat, seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap hiburan dan waktu luang yang mereka miliki.
Meski penghasilan masyarakat cenderung menurun selama pandemi, kata Cipto, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan industri gim Tanah Air.
“Secara umum masih meningkat,” kata Cipto kepada Bisnis, Senin (24/8/2020).
Meskipun bisnis pengembang gim lokal mengalami pertumbuhan, kata Cipto, pengembang gim asing lebih banyak mengambil manfaat dan lebih diuntungkan.
Masyarakat dan korporasi sangat selektif dalam mengalokasi dana selama masa pandemi. Mereka hanya menginginkan produk yang sudah matang.
“Pastinya pemenang terbesar pada masa pandemi ini adalah Singapura berkat Garena dengan valuasi mereka melejit delapan kali lipat sejak awal tahun,” kata Cipto kepada Bisnis, Senin (24/8/2020).
Pandemi membuat orang berhati-hati dalam mengeluarkan uang dan cenderung membeli sesuatu yang sudah pasti. “Ini menyebabkan gim besar makin besar, dan gim kecil makin sulit mendapat pembeli.”
Adapun, dalam kolaborasi dengan operator seluler, katanya, operator seluler adalah pihak yang sangat penting di industri gim dalam negeri dan ada berbagai peluang yang bisa dikolaborasikan.
Sejumlah besar pemain gim di Indonesia menggunakan pulsa dari operator seluler untuk membeli konten gim. Sebagian besar lalu lintas data juga dimanfaatkan untuk game dan video.
Hanya saja, secara umum industri gim di Tanah Air kurang kuat sehingga tidak terlalu menarik bagi operator seluler.