Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan produsen prosesor grafis, media, dan alat komunikasi untuk komputer pribadi, Nvidia mencatatkan pemasukan US$3,87 miliar pada laporan keuangan mereka untuk kuartal II/2020.
Seperti dikutip melalui venturebeat, pemasukan tersebut mengartikan adanya kenaikan hingga 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan Nvidia ini melebihi perkiraan analis yang hanya mencapai US$3,65 miliar.
Sementara itu, margin laba kotor Nvidia pada kuartal II/2020 mencapai 66 persen, yang mana pada periode sebelumnya, margin laba kotor hanya 60,1 persen.
Dari total pendapatan Nvidia, pemasukan dari divisi datacenter mencapai US$1,7 miliar, naik 167 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selanjutnya, untuk divisi gaming menyumbangkan US$1,65 miliar, naik 26 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Periode kuartal II/2020 adalah kali pertama divisi datacenter memberikontribusi yang lebih besar pada pemasukan Nvidia dari divisi gaming.
Baca Juga AMD Luncurkan Prosesor Tercepat |
---|
Selanjutnya, seperti dikutip dari GamesBeat, CEO Nvidia, Jensen Huang menyebutkan bahwa peningkatan pemasukan berkorelasi dari meningkatnya jumlah pengguna teknologi Nvidia.
“GeForce gaming tumbuh pesat, seiring dengan makin banyaknya gamer yang ingin bermain menggunakan teknologi RTX ray tracing dan AI [artificial intelligence] agar mereka bisa bermain di dunia gim yang realistis,” ungkapnya.
Namun, CFO Nvidia, Colette Kress mengakui bahwa pandemi Covid-19 memberi dampak buruk pada bisnis Nvidia, khususnya divisi otomotif dan visualisasi profesional.
Pemasukan dari divisi visualisasi profesional mencapai US$203 juta, turun 30 persen dari tahun lalu.
Divisi lain yang pemasukannya turun adalah divisi otomotif. Pemasukan bisnis otomotif turun 47 persen menjadi US$111 juta.
Terakhir, pemasukan divisi lain-lain dari Nvidia naik 32 persen dari tahun lalu, menjadi US$146 juta.
Dia mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 juga memberi dampak buruk pada pelanggan Nvidia di berbagai industri, seperti industri edukasi, riset, energi, otomotif, arsitektur, dan media. Menurutnya, saat ini semua industri tengah berusaha untuk pulih. Hanya saja, kemampuan untuk bangkit dari tiap-tiap industri berbeda-beda.