Ini Alasan Startup Nasional Wajib Ekspansi ke Luar Negeri

Akbar Evandio
Minggu, 23 Agustus 2020 | 19:10 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) melihat penurunan nilai investasi memberikan peluang bagi perusahaan rintisan (startup) di Tanah Air perlu untuk memperluas segmen pasar dalam memenuhi kebutuhan secara global.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa startup dalam negeri memiliki banyak ranah yang mampu digali untuk mendobrak pasar global, seperti startup Edutech, Agritech, pengembang gim, e-commerce, dan healthtech.

“Kita bisa menggarap juga pasar global selain terlatih memenuhi pasar [dalam negeri] yang sudah besar, sudah waktunya untuk inovasi dan menyasar kebutuhan di luar negeri. Sektor yang berpeluang untuk hadir ke pasar tersebut seperti Gojek untuk ekspansi, Traveloka, dan gim publisher seperti Agate,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu, (23/8/2020).

Berdasarkan data startupranking per Agustus 2020, Indonesia merupakan salah satu tanah yang subur untuk pertumbuhan startup. Indonesia menduduki urutan nomor lima dunia Startup Ranking dengan jumlah perusahaan rintisan 2.207 unit.

Edward menyebutkan bahwa dari segi jumlah Indonesia memang tidak perlu diragukan mengenai pertumbuhan startup, sehingga tantangan saat ini adalah mempertajam kualitas dari startup agar dapat melakukan ekspansi secara global.

“Konsolidasi dapat menjadi salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan pasar secara global. Pandemi bisa menjadi langkah untuk mempersiapkan strategi, karena kompetisi yang makin ketat, kita perlu melakukan inovasi dan memperluas pasar kita,” ujarnya.

Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengamini bahwa Asia Tenggara adalah salah satu bintang sebelum ada Covid-19 yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Vietnam, baik nilai Investasi dan konsumsi domestik. Maka, bisa dimaklumi penurunan investasi tidak sedalam negara lain.

“Start up Indonesia dan Asia Tenggara, masih banyak termasuk di level awal perkembangan, jadi masih banyak ruang berkembang dan pasar luas yang masih bisa dikapitalisasi oleh startup. Sektor startup kesehatan, jasa, dan lainnya masih sangat potensial,” ungkapnya.

Berdasarkan, Laporan Cento Ventures menyatakan bahwa laju investasi mengalir masih ke sektor pembayaran dan logistik selama pandemi Covid-19. Adapun sektor lain mengalami penurunan khususnya startup perjalanan.

Pada kuartal II/2020, nilai investasi ke perusahaan rintisan di sektor pembayaran dan sektor logistik mengalami lesatan melebihi investasi ke kedua sektor tersebut pada kuartal II/2019.

Sektor logistik di Asia Tenggara mencatatkan nilai investasi senilai US$385 juta, naik 11,27 persen juta dari total pendanaan yang dibukukan pada 2019 yang senilai US$346 juta.

Sementara itu sektor pembayaran di Asia Tenggara mencatatkan total nilai investasi senilai US$692 juta, naik 20,13 persen dibandingkan dengan total nilai investasi pada kuartal 2019 yang berjumlah US$576 juta. Ini merupakan sektor kedua tertinggi setelah sektor super aplikasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper