Bisnis.com, JAKARTA — Proses penyaluran pendanaan oleh perusahaan modal ventura lokal harus lebih longgar mengingat industri perusahaan rintisan sulit ditebak.
Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Astindo) Handito Joewono mengatakan bahwa perusahaan modal ventura dalam negeri masih bersifat teoritis dan berorientasi pada bisnis model.
Dia berharap agar perusahaan pemberi modal dalam negeri tidak terlalu ketat dan rumit dalam memberikan pendanaan, mengingat dunia perusahaan rintisan merupakan dunia yang unik.
“Luwes harus karena dunia startup adalah unik, jadi tidak mungkin distandardisasi yang terlalu rigit atau rumit,” kata Handito kepada Bisnis, Minggu (21/8/2020).
Meski demikian, dia mengakui bahwa keberadaan sistem yang jelas harus tetap dibangun sehingga tidak terjadi penyalahgunaan pendanaan dan memberi motivasi kepada perusahaan rintisan untuk berhasil. Pasalnya, pada akhirnya perusahaan rintisan harus menjalankan bisnis seperti biasa.
Adapun, mengenai rencana perusahaan modal ventura lokal yang hendak membangun digitalisasi di BUMN dengan menggandeng perusahaan rintisan, Astrindo menyambut dengan positif rencana tersebut.
Dia menilai bahwa sejumlah BUMN yang bergerak di sektor kesehatan, logistik, transportasi, dan produk pangan memiliki peluang untuk bekerja sama dengan perusahaan rintisan seiring dengan tingginya permintaan di sektor-sektor tersebut.
“Ini sudah lama ditunggu. Pemerintah mau mendanai startup melalui anak BUMN kan bagus. Astrindo melihat ini sebagai yang ditunggu-tunggu. Kalau perusahaan startup kita diincar oleh pendanaan dari negara lain terus, lama-lama habis negara kita,” kata Handito.