Himpun Dana Rp19,65 Triliun, Sequoia Incar Startup di India dan Asia Tenggara

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 15 Juli 2020 | 22:15 WIB
Halaman muka website Sequoia India./sequoiacap.com
Halaman muka website Sequoia India./sequoiacap.com
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG – Sequoia, perusahaan modal ventura asal India, berhasil menghimpun dana dengan total nilai USD$1,35 miliar (Rp 19,65 triliun) dari Sequoia’s Limited Partners.

Dana tersebut rencananya akan disalurkan ke sejumlah perusahaan rintisan di India dan Asia Tenggara, dalam dua bagian yaitu dana ventura senilai USD$525 juta (Rp7,64 triliun) dan dana tahap lanjutan senilai USD$825 juta (Rp12,01 triliun).

Dana ventura adalah pendanaan yang diletakan kepada pemodal ventura –misal Sequoia India -- untuk disalurkan kepada perusahaan rintisan yang umumnya masih dalam tahap awal.

Sedangkan dana tahap lanjutan disalurkan oleh investor/perusahaan pemodal ventura kepada perusahaan rintisan yang sudah mapan. Biasanya pendanaan lanjutan ini masuk ke dalam kategori pendanaan tahap serie A ke atas.

Saat ini Sequoia India mengoperasikan tiga pendanaan yaitu pendanaan awal, pendanaan modal ventura dan pendanaan lanjutan. Ketiga pendanaan tersebut diinvestasikan ke wilayah India dan Asia Tenggara.

Managing Director Sequoia Capital Shailendra J. Singh mengatakan bahwa penggalangan dana ini merupakan tanggung jawab besar untuk memberikan nilai tukar kepada Sequoia’s Limited Partners, yang sebagian besar adalah nirlaba, yayasan, dan komunitas amal.

Dengan dana yang dihimpun, Sequoia India berupaya membantu para founder dalam merekrut atau memasarkan dan membangun produk atau meningkatkan modal.

“Sequoia India melakukan segala upaya terbaik untuk membantu mereka berhasil. Tentu hal ini tidak mudah. Para founder di India dan Asia Tenggara menghadapi lingkungan yang penuh tantangan untuk membangun perusahaan,” kata Singh dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (15/7).

Singh menjelaskan bahwa wilayah India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sedang mengalami transformasi teknologi yang sangat cepat.

Ekosistem perusahaan rintisan di India dan Asia Tenggara berkembang sangat jauh dalam beberapa tahun terakhir. Pasar makin dan pencapaian para pemangku kepentingan sangat mengesankan setiap tahunnya.

“Gabungan PDB India dan Asia Tenggara diperkirakan akan melampaui USD$14 triliun dan jumlah pengguna internet seluler kemungkinan akan melewati 1,5 miliar orang pada tahun 2030. Wilayah ini akan menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan teknologi besar selama beberapa dekade berikutnya,” kata Singh.

Meski demikian, dia mengakui bahwa tahun ini cukup sulit bagi bagi para pendiri, karyawan, investor, dan masyarakat yang berkecimpung di dunia usaha. Pandemi Covid-19 membawa masyarakat pada krisis kemanusiaan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para investor pun berupaya menginvestasikan sejumlah besar modal ke perusahaan rintisan dengan harapan menghasilkan pendanaan jangka pendek dan membangun kembali kompetisi di antara para perusahaan rintisan pemula

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Rivki Maulana
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper