Bisnis.com, JAKARTA - Evolusi biologis merupakan topik yang cukup hangat dalam beberapa waktu belakangan.
Salah satunya terkait dengan pembahasan mengenai hal tersebut terkait dengan rencana The National Aeronautics and Space Administration (NASA) menerbangkan manusia pertama ke planet Mars pada 2030 mendatang.
Mengutip laman Livescience.com, Minggu (24/5/2020), para ilmuan telah menambahkan sel hewan kecil yang mampu hidup di berbagai kondisi ekstrim, yakni Tardigrada atau beruang air, ke dalam gen manusia.
Tardigrada dapat hidup mulai dari wilayah pegunungan, laut dalam, lahar gunung berapi, hutan hujan tropis, wilayah dingin seperti Antartika, hingga ruang hampa udara.
Christoper Mason, Ahli genetika dari Weill Cornell Medicine Cornell University, New York City, Amerika Serikat, mengatakan sel-sel yang telah direkayasa tersebut memiliki daya tahan jauh lebih baik terhadap radiasi dibandingkan dengan sel-sel normal.
Secara konseptual, langkah evolusi biologis tersebut bukanlah suatu lompatan besar.
Baca Juga Berapa Gaji Astronot di NASA? |
---|
Pasalnya, upaya perlindungan fisik dengan menciptakan perisai pesawat ruang angkasa maupun medis dengan menyediakan berbagai macam obat-obatan telah dilakukan oleh NASA ataupun agensi lainnya sebelumnya.
Terlebih lagi, rekayasa genetik antara sel Tardigrada dan gen manusia dinilai sudah terbukti aman, tambah Mason.
Selain itu, pemanfaatan sel Tardigrade dan mikroba-mikroba lain yang menyukai lingkungan habitat ekstrem untuk kelangsungan hidup (ekstremofil) seperti bakteri tahan radiasi bernama Deinococcus Radiodurans juga dinilai sangat dimungkinkan.
Bahkan, pemanfaatan materi-materi ekstrim tersebut dimungkinkan membantu para astronot melakukan perjalanan melampaui planet Mars, termasuk beberapa area kosmik yang lebih eksotis dan berbahaya.