Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan jasa katering dan dapur berbasis komputasi awan (cloud kitchen) menjadi salah satu sektor yang berhasil mencatatkan cuan ketika wabah viirus corona melanda Indonesia.
Hal itu salah satunya dibuktikan oleh Yummy Corp, perusahaan rintisan (startup) penyedia layanan katering dan cloud kitchen. Startup ini tercatat mengalami pertumbuhan penjualan cukup tinggi di dua unit bisnis yang dimiliki, yakni Yummy Box untuk layanan katering harian dan Yummykitchen untuk layanan dapur berbasis komputasi awan, dalam beberapa bulan terakhir.
Marketing Director Yummy Corp Raetedy Refanatha mengatakan perusahaan mencatatkan pertumbuhan hingga 50% untuk penjualan secara daring di unit bisnis Yummykitchen dari Maret hingga April 2020.
Baca Juga Gojek Jajaki Peluang Cloud Kitchen |
---|
Pada periode yang sama, perusahaan juga mengalami pertumbuhan penjualan di unit bisnis lainnya, yakni Yummybox. Tercatat, unit yang menyediakan layanan katering harian tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen.
"Kami lebih heavy dari biasanya dalam mengakuisisi kostumer baru. Dari yang sebelumnya lebih fokus ke pekerja profesional, sekarang target pasar diperluas untuk mengakomodasi kebutuhan makan siang dan makan malam mereka yang di rumah saja," ujar Raetedy kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Pertumbuhan yang dialami perusahaan juga ditunjang oleh beberapa upaya lain, baik yang terkait langsung dengan kondisi pandemi maupun tidak.
Beberapa hal di antaranya, kata Raetedy, perusahaan memiliki sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) untuk menjamin mutu dan keamanan makanan (food safety). Perusahaan juga meluncurkan produk baru, salah satunya layanan makanan siap saji ready-to-heat, yakni EasyCook.
Adapun, sudut pandang yang menjadi landasan utama bagi startup makanan/minuman untuk bertahan di masa pendemi bukan semata-mata pertumbuhan yang terjadi di sektor penjualan daring. Melainkan juga penurunan cukup signifikan yang terjadi di sektor penjualan luring.
Yummy Corp mencatat terjadi penurunan penjualan sekitar 20-25 persen untuk penjualan di sektor luring selama periode Maret hingga April 2020.
Penurunan tersebut merupakan dampak atas berkurangnya permintaan dari segmen korporat setelah banyak perusahaan yang melakukan pengurangan tunjangan makan karyawan akibat pemberlakuan skema work from home (WFH/kerja dari rumah).