Startup Makanan dan Minuman Makin Ekspansif  

Akbar Evandio
Senin, 24 Februari 2020 | 21:05 WIB
Cafelatte/Istimewa
Cafelatte/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menilai akselerasi dan ekspansi perusahaan rintisan berbasis makanan dan minuman (mamin) akan makin kencang dan agresif.

Bendahara Amvesindo Edward Ismawan Chamdani menilai inovasi di sektor ini sudah lama terjadi dan makin agresif di dua tahun terakhir dengan masuknya pendanaan dari perusahaan ventura ke Fore dan Kopi Kenangan, dan juga sejumlah restoran berjejaring yang sudah mapan.

“Tren urun investasi juga sudah lama terjadi dimana binis kuliner di investasikan oleh beberapa investor dengan turunnya POJK 37 untuk equity crowdfunding serta POJK 77 maupun IKD [inovasi keuangan digital] di area project financing,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Senin (24/2/2020)

Menurutnya, akan terjadi lebih banyak lagi inovasi urun dana melalui platform yang mendukung sektor bisnis kuliner ini baik dengan pola waralaba, operatorship maupun kepemilikan langsung.

Edward melihat potensi cukup jelas dari populasi dan demografi Indonesia sehingga pasar sangat mendukung penyerapan bisnis kuliner. Kendala maupun peluang lebih ke investasi yang akan lebih padat di kota besar.

“Namun, para investor yang mau merambah kota lainnya akan mendapatkan peluang "first mover advantage" atau paling tidak persaingan usaha yg lebih sedikit tanpa mengurangi peluang itu sendiri karena daya beli dan populasi di kota lainnya juga sangat mendukung,” jelasnya.

Selain itu, Edward menilai dukungan pemerintah dan swasta sudah mencukupi dan sekarang ini cukup agresif membuat program dukungan di beberapa daerah destinasi yang notabene akan mendukung bisnis kuliner juga.

“Seperti program Akselerasi akan mempercepat startup di sektor ini berkembang namun pelaku harus pintar-pintar memilih platform akselerasi mana yang akan mereka ikut,” terangnya.

Hal ini, imbuhnya, karena beberapa akselerasi dibuat atas perpanjangan dari dukungan grup besar yang kadang membuat calon investor berikutnya ragu atau tidak mau mendanai kembali lantaran, peserta dianggap sudah menjadi bagian dari grup penyelenggara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper