Google Pangkas Anggaran Pemasaran

Akbar Evandio
Jumat, 24 April 2020 | 10:48 WIB
Pengunjung bersandar pada logo Google, di Jakarta, Kamis (26/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Pengunjung bersandar pada logo Google, di Jakarta, Kamis (26/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Google melakukan pemotongan anggaran pemasaran sebesar 50 persen untuk paruh kedua tahun 2020 dan pembekuan perekrutan karyawan.

Dikutip melalui 9to5google.com, dalam urat elektronik yang dikirimkan kepada karyawan pekan lalu, Chief Executive Officer Google Sundar Pichai menjabarkan respons internal Google terhadap pandemi Covid-19. Menurutnya, berdasarkan laporan terbaru tedapat dampak signifikan dari wabah corona terhadap anggaran pemasaran di seluruh perusahaan.

Dia yang menyampaikan instruksi untuk memangkas anggaran pemasaran "sekitar setengahnya" untuk paruh kedua tahun 2020. Laporan tersebut ini tidak mengungkapkan dari mana divisi atau kelompok produk yang berasal dari catatan ini.

Adapun, pada 2019, Google menghabiskan US$ 8,46 miliar untuk anggaran penjualan dan pemasaran, meskipun ini termasuk kompensasi karyawan.

Saat dimintai komentar, Google mengakui adanya penyesuaian anggara. Namun perusahaan mengklaim tidak setiap unit usaha atau divisi akan terkena dampak penyesuaian tersebut.

"Seperti yang kami uraikan pekan lalu, kami mengevaluasi kembali langkah rencana investasi kami untuk sisa tahun 2020 dan akan fokus pada sejumlah upaya pemasaran penting yang dipilih. Kami terus memiliki anggaran pemasaran yang kuat, terutama di bidang digital, di banyak bidang bisnis,” ungkap juru bicara google.

Perusahaan tersebut mengatakan akan tetap melanjutkan program periklanan digital, yang sejalan dengan orang-orang yang tinggal di rumah untuk masa yang akan datang.

Namun, perusahaan secara eksplisit menyatakan adanya rencana untuk memperlambat proses perekrutan, meskipun ribuan karyawan yang direkrut masih dalam proses bergabung.

Proses orientasi tersebut telah dipengaruhi oleh ketidakmampuan untuk mendistribusikan perangkat keras dan melakukan pelatihan. Investasi perangkat keras, seperti pusat data, adalah bidang lain yang sedang ditinjau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper