Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam 5 tahun terakhir cukup memuaskan. Hanya saja, nilai tersebut tercoreng oleh kebijakan mengenai data center.
Ketua Umum Mastel Kristiono mengatakan bahwa industri digital Indonesia dalam 5 tahun terakhir tumbuh sangat tinggi, bahkan tertinggi di Asia Tenggara.
Dia menilai jaringan tualng punggung atau backbone Palapa Ring secara nasional berhasil digelar. Dalam 5 tahun ini juga, kata Kristiono, kebangkitan perusahaan rintisan menemukan momentumnya sehingga muncul empat unikorn.
“Upaya mengembangkan talenta digital sudah dimulai, bagaimana pun ekosistem industri digital perlahan mulai terbangun,” kata Kristiono kepada Bisnis, Jumat (18/10/2019).
Meski demikan, sambungnya, masih banyak yang harus diperbaiki ke depannya. Dia melihat industri telekomunikasi mengalami pertumbuhan negatif akibat dari disrupsi global platform over the top dunia, karena tidak oleh pemerintah.
Dia berpendapat tanpa adanya regulasi OTT, negara kehilangan potensi ekonomi yang besar, yang seharusnya diperoleh dapat diperoleh.
Baca Juga Perpisahan Menteri Kabinet Kerja, Mulai Kemas-kemas dari Rumah Dinas sampai Bikin Novel Cinta |
---|
Di samping itu, Kristiono juga mengkritisi mengenai undang-undang perlindungan data yang berakibat aset nasional, yang strategis lebih banyak dikuasai dan dikapitalisasi oleh platform dunia.
“Bahkan ironisnya pemerintah berencana merelaksasi lokasi penyimpanan data yang tidak harus di dalam negeri, yang akan melemahkan penguasaan kita atas aset strategis tersebut,” kata Kristiono.
Dia mengatakan dengan diharuskan ditaruh di luar maka hilang potensi pertumbuhan yang tinggi bagi industri data center nasional.
Dia pun berharap untuk kabinet yang baru mampu mentransformasikan posisi Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya nasional yang besar, sehingga nantinya industri digital Indonesia disegani.