Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika mengklaim telah menyediakan infrastruktur serta ekosistem penunjang sebagai bentuk dukungan dini pemerintah terhadap industri tersebut.
"Kehadiran olahraga-el harus didukung sedini mungkin agar Indonesia mampu menjadi negara terkemuka di sektor gim. Mumpung masih di tahap awal perkembangan," ujar Menkominfo Rudiantara, Selasa (27/8/2019).
Pada konferensi IDBYTE E-Sport 2019 di pertengahan September 2019 mendatang yang diadakan Bubu.com, Presiden Joko Widodo, Menkominfo Rudiantara, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Kepala Bekraf Triawan Munaf, beserta ekosistem industri gim lokal dan pelaku industri olahraga-el global termasuk Tencent, akan melakukan pembahasan mendalam terkait dengan industri gim di Indonesia.
Industri gim sendiri bukannya tanpa tantangan. Industri tersebut diperkirakan terkena dampak cukup signifikan dari disrupsi yang melanda adalah industri gim, terutama pihak publisher, agregator, dan carrier billing, yang dinilai akan menjadi sektor yang paling terdampak.
EVP Digital & Next Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., Joddy Hernadi, mengatakan dampak yang paling signifikan akan dialami oleh publisher karena transformasi digital membuat proses pendistribusian menjadi semakin mudah yang mendorong para pengembang gim untuk melakukan publishing secara mandiri.
Menurutnya, beberapa publisher besar saat ini mencoba mengamankan pasokan gim dengan mengakuisisi beberapa perusahaan pengembang gim potensial.
Sementara itu, Country Manager Garena, Hans Kurniadi, mengatakan, selaku publisher Garena membangun jaringan-jaringan yang kuat di daerah-daerah, sehingga disrupsi yang melanda industri gim Tanah Air dinilai tidak memberikan dampak signifikan.
Beberapa agregator seperti UPoint, Coda, dan Triyakom, juga berpotensi terkena dampak disrupsi, terutama akibat kemudahan di era transformasi digital yang mendorong para pemegang jejaring distribusi untuk langsung bekerja sama dengan pihak publisher.
Selain itu, tingginya penetrasi penggunaan uang elektronik yang membuat pembelian konten gim dikenakan pajak lebih rendah dibandingkan dengan pembelian langsung di aplikasi penyedia layanan konten dinilai menjadi ancaman yang cukup serius dalam beberapa tahun ke depan terhadap penyedia layanan konten atau carrier billing.
Hans Kurniadi mengatakan terdapat dua faktor yang mendorong pertumbuhan di lini industri gim pada era disrupsi; pertama, tingginya penetrasi ponsel pintar dengan spesifikasi yang mamampukan penggunanya bermain gim menjadi; kedua, pertumbuhan di era disrupsi terjadi karena terciptanya lapangan pekerjaan terkait dengan olahraga-el.