Bisnis.com, JAKARTA -- PT Samsung Electronics memprediksi pertumbuhan bisnis home entertainment atau home theater di Indonesia pada semester II/2019 akan moncer.
Terlebih, pada Januari -- April 2019, jumlah penjualan sudah jauh melampaui target yang ditetapkan.
AV Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, Liem Kwok Cek, mengatakan pada periode Januari -- April 2019, pertumbuhan penjualan produk home theater Samsung mencapai 55%.
Pertumbuhan tersebut, berada di atas rata-rata pertumbuhan industri home theater di Indonesia secara keseluruhan, yakni sebesar 12%, dengan segmen entry-level dan mid-level sebagai penyokong utama.
"Untuk Samsung, angka pertumbuhan penjualannya pada periode Januari -- April 2019 berada di atas rata-rata pertumbuhan industri home theater secara keseluruhan, dengan pertumbuhan sebanyak 55%," ujar Liem, belum lama ini.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh tiga faktor baik itu internal maupun eksternal; pertama, dibandingkan dengan industri lain, industri produk home theater diklaim lebih banyak melakukan inovasi; kedua, meningkatnya minat konsumen terhadap produk home theater berkualitas premium; ketiga, tren positif layanan video on demand di Indonesia mendorong bertumbuhnya jumlah provider untuk kebutuhan tersebut.
Pada semester II/2019, Liem mengatakan Samsung akan fokus menyasar segmen super premium. Pada periode Januari -- April 2019, Liem mengklaim bahwa produk home theater Samsung berhasil memimpin pasar segmen super premium di Indonesia dengan market share 72%.
Liem optimistis angka penjualan produk-produk home theater di Indonesia akan kembali melebihi perkiraan. Terutama karena adanya fitur-fitur terbaru serta peluncuran-peluncuran produk yang diyakini dapat meningkatkan penjualan di segmen super premium.
Meski demikian, untuk produk home theater terbaru yang diluncurkan Samsung, yakni Samsung Harman Kardon Soundbar Q90R, disediakan dalam jumlah terbatas di pasar Indonesia, dengan pertimbangan segmen yang masih terbatas untuk produk berkualitas super premium.
Samsung juga tidak memasang target untuk penjualan produk home theater di pasar Indonesia pada semester II/2019.
Pasalnya, angka penjualan produk home theater Samsung yang melampaui perkiraan pada periode Januari -- April 2019, membuat perusahaan enggan memasang target.
Pada perkembangan lain, industri audio di Tanah Air juga diprediksi bertumbuh pada semester II/2019.
Salah satu distributor produk audio yang barusaja ditunjuk sebagai distributor resmi oleh Harman Professional Solution, optimistis industri audio di Indonesia akan mengalami pertumbuhan, meskipun dominasi
PT Inti Megah Swara (IMS) selaku distributor resmi produk-produk audio buatan Harman Professional Solution optimistis bisnisnya akan bertumbuh di semester II/2019, meskipun dominasi IMS pasar Tanah Air dinilai menyulitkan perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar.
Direktur Penjualan PT Inti Megah Swara, James Eric Pribadi mengatakan, perusahaan akan melakukan berbagai strategi khusus, untuk meningkatkan pangsa pasar, seperti menghadirkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar, serta menambah jumlah kanal penjualan.
Dia mengatakan, IMS menguasai 70% pasar pengeras suara (speaker), dan 20% -- 30% pasar earphone produksi Harman Professional Solution di Indonesia. Saat ini, permintaan produk-produk audio Harman masih didominasi oleh kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. Sejauh ini, perusahaan membuka kanal penjualan di Manado dan Makassar.
James menambahkan, perusahaan akan melakukan kombinasi produk guna menjangkau lebih banyak konsumen dengan menargetkan hotel, kafe, dan tempat-tempat ibadah.
VP Harman Professional Solution APAC, Ramesh Jayaraman, melihat beberapa peluang yang dimiliki Harman Professional Solution selaku pelaku bisnis dan IMS selaku distributor untuk penjualan produk audio di pasar Indonesia. Pertama, dominasi pasar yang dimiliki IMS memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah dalam menyalurkan produk.
Kedua, besarnya jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besarnya memiliki ketertarikan cukup besar terhadap produk-produk audio. Ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai menjadi momen tepat bagi perusahaan untuk melakukan akselerasi bisnis.