Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai insentif yang diberikan pemerintah untuk membangun jaringan internet di daerah terluar sudah banyak, termasuk tersedianya Palapa Ring. Operator harus menanggung sebagian beban untuk memastikan setiap wilayah di Indonesia punya akses ke internet.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk memberikan insentif berupa pembangunan backhaul dari titik Palapa Ring hingga titik menara operator seluler.
Akan tetapi, dia mempertanyakan izin dan komitmen operator dalam menggelar jaringan jika pembangunan backhaul saja masih harus dibebankan kepada pemerintah.
“Backbone Kemenkominfo yang bangun, backhaul juga, nanti akses Kemenkominfo juga lagi yang bangun, [terus] buat apa izin dikasih ke operator, harus dibagi-bagilah” kata Rudiantara di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan Palapa Ring yang ada saat ini hakikatnya sudah menjadi backhaul bagi beberapa operator. Palapa Ring menghubungkan antara satu pulau dengan pulau lainnya.
Disamping itu, sambungnya, pemerintah juga telah memberikan insentif kepada operator yang memanfaatkan Palapa Ring dengan memberi harga khusus bagi operator yang lebih dulu memanfaatkan Palapa Ring.
Misalnya, dalam proyek 3 Palapa Ring Barat, baru satu operator yang menggunakan jaringan maka operator tersebut berhak mendapat potongan harga sewa hingga 60%—70%.
“Kita harus prioritas lah yaitu bagaimana seluruh masyarakat terlayani,” kata Rudiantara.
Sebelumnya, pemerintah disarankan membangun kabel tambahan untuk menghubungkan jaringan kabel telekomunikasi milik operator ke titik koneksi Palapa Ring. Infrastruktur tambahan tersebut penting untuk mempercepat pemanfaatan Palapa Ring.
Baca Juga Diskusi Formula Tarif Data Masih Alot |
---|
Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi mendorong pemerintah untuk menjemput bola dalam menyukseskan program Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring, dengan membangun pengalur jaringan (backhaul) dari titik Palapa Ring ke Base Tranceiver Station (BTS) operator.
Diketahui dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara komisi I dengan Kementerian Komunikai dan Informatika (Kemenkominfo) beberapa waktu lalu, rata-rata dari kuota 100 Gbps yang tersedia di Palapa Ring Barat hanya 21 Gbps yang terpakai dengan status kontrak, 2 Gbps terpakai dengan status uji coba, 31 Gbps dengan status peminatan, dan 46 Gbps belum terpakai.
Kemudian Palapa Ring Tengah, yang belum lama dikomersilkan, diketahui satu proyek sudah memiliki status kontrak dan sisanya dalam status peminatan dan belum berstatus dengan rata-rata 22,5 Gbps dalam status peminatan dan sisanya 77,5 masih kosong atau belum terpakai.
"Backhaul bisa dibangun atas permintaan klien atau operator dan nanti bisa dibebankan juga ke klien," kata Heru kepada Bisnis.