Bisnis.com, JAKARTA – Video gim berbasis komputasi awan (cloud) diyakini bakal menghasilkan pendapatan baru bagi perusahaan raksasa teknologi seperti Azamon.com Inc, Microsoft Corp, dan Alphabet Google Inc.
Saat ini, semakin banyak para pemain gim yang lebih memilih untuk menyewa perangkat bermain ketimbang membelinya. Begitu pula dengan tren menonton video streaming gim dari pertandingan olahraga elektronik (esports) yang kian meningkat. Hal-hal tersebut semuanya berada dalam kolaborasi antara layanan gim dan cloud.
“Tren baru dalam industri video gim ini dapat membuat pemain cloud besar lebih mudah masuk dan meraih pendapatan,” tulis analis Citi dalam sebuah penelitian seperti dikutip Reuters, Rabu (12/6/2019).
Layanan cloud dari para perusahaan besar teknologi kini siap memanfaatkan ledakan popularitas dalam industri video gim.
Hal tersebut mulai terlihat, misalnya saja sebuah survei yang menyatakan bahwa lebih banyak generasi muda di Amerika saat ini berlangganan layanan video gim daripada layanan televisi berbayar tradisional.
Begitu juga dengan jumlah penonton pertandingan esports yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data dari Newzoo, pendapatan dari layanan video streaming yang menyiarkan pertandingan esports diperkirakan mencapai US$1,1, miliar pendapatan global pada tahun ini.
Untuk itu, para perusahaan raksasa teknologi global tak hanya tinggal diam. Beberapa waktu lalu, Google mengumumkan proyek Stadia yang merupakan layanan streaming gim berbasis browser mereka yang akan dirilis pada tahun ini melalui teknologi cloud yang dimiliki.
Begitu juga dengan Apple yang memperkenalkan layanan berlangganan video gim digital terbaru yang disebut dengan Apple Arcade. Para analis Citi memperkirakan harga layanan video gim berbasis awan ini antara US$9-US$18 per bulan.