Telkomsel Klaim Masih Banyak Operator Jual Rugi Layanan Data

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 21 Mei 2019 | 08:57 WIB
Dari kanan ke kiri, General Manager External Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin, VP Network Operation Telkomsel Andrias Indra, Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi, dan EVP Area Jawa Bali Telkomsel Agus Setya Budi di Denpasar, Selasa (30/4/2019)./Dok. Telkomsel
Dari kanan ke kiri, General Manager External Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin, VP Network Operation Telkomsel Andrias Indra, Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi, dan EVP Area Jawa Bali Telkomsel Agus Setya Budi di Denpasar, Selasa (30/4/2019)./Dok. Telkomsel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel mendorong agar bisnis layanan data di industri telekomunikasi berjalan dengan tarif yang rasional.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan saat ini tarif layanan layanan data seluler belum rasional. Menurutnya, sejumlah operator seluler masih menjual murah layanan data meskipun mencatatkan rugi.

“Buktinya masih banyak yang merugi dan masih menjual murah kecuali niatnya untuk nonprofit,” kata Ririek di Jakarta, Senin (20/5/2019).  

Ririek berpandapat  tarif rasional adalah tarif yang terjangkau bagi masyarakat, tetapi tetap memberi keuntungan untuk operator seluler. Dia mengklaim sejauh ini Telkomsel telah menjual tarif layanan yang rasional karena mencatatkan untung. Adapun ukuran tarif rasional, menurutnya, tergantung setiap operator seluler.

“Telkomsel seperti saat ini, sudah cukup rasional. Untung untuk setiap operator lain-lain,” kata Ririek.

Sebelumnya, pemerintah melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI)  sempat mewacanakan akan mengeluarkan regulasi yang mengatur tentang formula tarif dan tarif batas atas.

Namun dalam perkembangannya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memilih untuk mempertimbangkan kembali mengenai formula tarif.

Dia mengatakan bahwa kesehatan industri telekomunikasi bergantung pada perilaku setiap operator, bukan pada regulasi formula tarif. Menurutnya jika perilaku operator sudah baik, akan terjadi persaingan yang rasional bukan persaingan di tarif layanan.

“Sekarangkan berkompetisi hanya di harga, murah-murahan, dikasih kebijakan formula tarif kalau behavior-nya enggak berubah-ubah, ya akan seperti itu saja, industri tidak sehat-sehat,” kata Rudiantara.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper