Bagi Milenial Indonesia, Gaji Bukan Nomor Satu

Deandra Syarizka
Rabu, 10 April 2019 | 11:47 WIB
VP Engineering Bukalapak Ibrahim Arief (paling kanan), berbincang dengan peserta Hack a Fun, Kamis (14/02).
VP Engineering Bukalapak Ibrahim Arief (paling kanan), berbincang dengan peserta Hack a Fun, Kamis (14/02).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Generasi muda di Indonesia memprioritaskan dampak sosial dan pengalaman daripada gaji dalam memilih pekerjaan. Kecenderungan ini adalah salah satu pemicu pertumbuhan pesat jumlah perusahaan rintisan bidang teknologi di Tanah Air.

Group Chief Economist SEA Group Santitarn Sathirathai menyatakan , mayoritas generasi muda di Indonesia berjiwa wirausaha dan memiliki keinginan kuat untuk memberikan dampak sosial kepada masyarakat dan komunitas. Hal ini berbeda dengan generasi muda negara tetangga lainnya di kawasan Asia Tenggara yang umumnya mengutamakan stabilitas pendapatan dalam memilih karier.

“Stabilitas dan besarnya penghasilan hanya menjadi faktor ketiga pertimbangan generasi muda di Indonesia dalam memilih pekerjaan. Mereka lebih mencari dampak sosial dan kesempatan belajar. Di negara Asean lainnya, penghasilan selalu menjadi faktor utama,” ujarnya, Selasa (9/4).

 Hasil riset SEA Group bekerja sama dengan World Economic Forum (WEF) bertajuk Youthpreneurs di Indonesia menunjukkan bahwa 24,4% generasi muda memilih menjadi wirausaha , 17,1% bekerja di pemerintahan, dan 16,5% meneruskan usaha keluarga.

Sisanya sebesar  11,4% memilih bekerja di perusahaan multinasional, 9,5% bekerja di badan amal atau usaha sosial, 8,8% ingin bekeja di perusahaan lokal besar, 7,1% bekerja di Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan 5,2% bekerja di perusahaan rintisan.

Survei tersebut dilakukan kepada anak muda di Asia Tenggara untuk memahami pemikiran mereka mengenai prospek pekerjaan pada masa depan dalam era Revolusi Industri 4.0. Dari 13.800 responden Indonesia  berusia di bawah 30 tahun yang mengisi survei ini, hanya  8.591 responden yang menjawab seluruh pertanyaan  survei yang dilakukan melalui platform Shopee, anak usaha SEA Group.

 Santitarn menambahkan, sebesar 25,7% generasi muda Indonesia memiliki motivasi pekerjaan untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat dan komunitas. Persentase ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.  Sebagai perbandingan, hanya 11,3% generasi muda di Filipina yang memiliki motivasi pekerjaan seperti ini, sementara Vietnam 10,5%, Malaysia 9,8%, Singapura 7,8%, dan Thailand hanya 4,7%. 

“Mungkin banyaknya bencana alam menjadi faktor utama mengapa motivasi untuk memberikan dampak sosial begitu besar bagi generasi muda. Banyak startupdi Indonesia tumbuh subur juga karena misi mereka adalah untuk memberikan dampak,” ujar Santitarn.

Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdeA) Ignatius Untung menyatakan,  perusahaan rintisan dan teknologi dengan konsep sociopreneur sangat cocok untuk memfasilitasi jiwa wirausaha generasi muda Indonesia yang ingin berdampak sosial. Dia menyatakan, Indonesia memiliki banyak perusahaan teknologi yang dapat menjadi inspirasi bagi anak muda untuk mendirikan usaha di bidang sosial.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Deandra Syarizka
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper