Bisnis.com, JAKARTA — AnyMind Group melalui salah satu lini bisnisnya yaitu CastingAsia, mendirikan platform yang menghubungkan micro influencers media sosial dengan brand bernama CastingAsia Creators Network di Tanah Air.
Ekspansi ini dilakukan setelah perusahaan berhasil mendapatkan pendanaan penutupan Seri B Plus-nya sebesar US$8 juta atau sekitar Rp 112,3 miliar, yang menjadikan total Seri B perusahaan menjadi US$21,4 juta atau sekitar Rp300,3 miliar. Secara keseluruhan, total pendanaan yang diraih perusahaan saat ini mencapai total US$35,9 juta atau sekitar Rp504 miliar.
Selain di Indonesia, platform tersebut juga diluncurkan di negara lainnya secara serentak, yaitu Thailand, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Selanjutnya, platform ini juga akan merambah ke negara lainnya dalam tahun ini seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan dan Jepang.
CEO dan Co-founder AnyMind Group Kosuke Sogo menjelaskan tak hanya menghubungkan kreator konten/micro influencer dengan brand, platform ini juga memberikan nilai tambah berupa ekosistem pembuat konten, seperti optimalisasi platform, kolaborasi dengan kreator konten internasional, penyewaan studio dan penyuntingan, konsultansi, dan dukungan kreativitas lainnya.
“Di Indonesia banyak sekali micro influencer yang berbakat, dan permintaan brand untuk beriklan dengan jasa mereka di media sosial tumbuh sangat cepat. Dengan platform ini, influencer Indonesia juga dapat go global dengan melakukan kolaborasi dengan influencer dari negara lain dan menambah follower-nya,” ujarnya di sela-sela kunjungannya ke Indonesia, belum lama ini.
Dia menjelaskan, platform CastingAsia saat ini memiliki teknologi berbasis kecerdasan buatan yang memungkinkan pemasar untuk menemukan influencer yang sesuai dengan kampanye dan kebutuhan merek mereka. Platform ini juga dilengkapi dengan CastingAsia Marketplace, sebuah ekosistem untuk influencer mendaftar untuk ikut serta dalam kampanye produk, mendukung manajemen influencer dan komunikasi, dan juga hasil laporan kampanye yang luas.
Country Manager AnyMind Group Indonesia Lidyawati Aurelia menyatakan, pihaknya tidak menerapkan syarat khusus bagi micro influencer yang ingin bergabung dalam platformnya. Menurutnya, sepanjang influencer tersebut memiliki jumlah akun pengikut minimum 1.000 orang dan mengunggah konten secara rutin di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, atau YouTube, maka mereka dapat bergabung.
Dia menilai, saat ini tren belanja iklan perusahaan mulai bergeser ke digital dan media sosial. Selain menggunakan selebritas yang memiliki pengaruh, menurutnya brand juga mulai melirik influencer yang memiliki jumlah pengikut dan keterikatan tinggi dengan penggemarnya di media sosial. Dengan pengguna media sosial aktif yang cukup besar, dia optimistis bisnis CastingAsia Network dapat berjalan dengan sukses di Tanah Air.
“Untuk tahun pertama ini kita ingin menjangkau setidaknya 10.000 sampai 15.000 influencer di Indonesia. Sejauh ini kami telah memetakan setidaknya 10 influencer potensial yang akan bekerja sama dengan kami sekaligus mengumumkan keberadaan platform kami di Indonesia,” ujarnya.
Dia mengaku sejauh ini telah bermitra dengan setidaknya 50 merek dari perusahaan ternama di berbagai bidang seperti perusahaan makanan dan minuman, telekomunikasi, Online Travel Agent (OTA), yang tertarik untuk menggunakan influencer.
Seperti diketahui, AnyMind Group memiliki tiga bisnis utama yaitu AdAsia Holdings, penyedia solusi periklanan untuk pengiklan dan penerbit media online, CastingAsia, bisnis dan platform untuk influencer marketing, dan TalentMind, platform rekrutmen dan manajemen bakat di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia.
Dalam tiga tahun, AnyMind Group sudah beroperasi di 11 pasar di Asia antara lain Bangkok, Jakarta, Ho Chi Minh City, Hanoi, Taipei, Phnom Penh, Tokyo, Shanghai, Kuala Lumpur, Manila, dan Hong Kong , menambah jumlah karyawannya menjadi 400 staf, ekspansi ke dua industri tambahan, dan mengakuisisi dua perusahaan yaitu FourM di Jepang, dan Acqua Media di Hong Kong. AnyMind Group juga telah menghasilkan pendapatan yang diaudit sebesar US$12,9 juta pada tahun 2016, dan dua kali lipat lebih besar pada tahun 2017 menjadi US$26 juta.