Implementasi 5G Masuk Rencana Strategis Kemenkominfo

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 12 Maret 2019 | 00:28 WIB
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah menyusun rencana strategis lima tahun ke depan, yang salah satu fokusnya adalah implementasi teknologi 5G.

Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI, Kemkominfo, Denny Setiawan, mengatakan pada 2019, Kemkominfo memulai penyusunan rencana strategis 5 tahun ke depan.

Dia mengatakan salah satu semangat dalam penyusunan rencana strategis tersebut adalah implementasi 5G yang dilihat dari banyak sudut.

“Selain aspek ketersediaan spektrum frekuensi radio, namun juga hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengkajian kebijakan dan regulasi maupun struktur penyelenggaraan telekomunikasi yang 5G-friendly,” kata Denny  kepada Bisnis, Senin (11/3/2019).  

Di samping itu, pembahasan mengenai 5G, lanjutnya, juga mengenai ketersediaan infrastruktur pendukung yang meliputi peningkatan dan kemudahan penetrasi fiber optik, dan infrastruktur pendukung seperti ducting, poles, tower dan infrastrukur sharing.

“Kebijakan sharing infrastruktur ini mencakup infrastruktur aktif dan pasif, termasuk sinkronisasi kebijakan dengan instansi pemerintah lain termasuk pemerintah daerah,” kata Denny.

Selain itu, Denny menerangkan sinkronisasi dengan Pemda diperlukan agar memberikan kemudahan dan fleksibilitas lebih kepada operator telekomunikasi dalam mengakses poles, ducting dan gedung pada saat akan membangun jaringan 5G.

Mengenai rencana pemnafaatan frekuensi satelit, Denny menuturkan masing-masing satelit berbeda lifetime-nya.

“Yang terbaru yaitu Nusantara Satu juga memiliki transponder ext-C band yang beroperasi di pita 3.5GHz. Secara rata-rata umur lifetime satelit ada di kisaran angka 15 tahun sejak diluncurkan,” kata Denny.

Denny menuturkan saat ini, Kemkominfo sedang mengkaji potensi pemanfaatan penggunaan frekuensi 3.5GHz secara sharing untuk 5G dan satelit.

Misalnya dengan pembagian secara geografis untuk layanan 5G di wilayah yang terdapat kawasan industri manufaktur atau daerah perkotaan yang memiliki demand trafik data yang tinggi, sedangkan layanan satelit tetap bisa beroperasi di wilayah lainnya. 

“Dengan pendekatan tersebut, maka diharapkan keberlangsungan layanan satelit dapat tetap berlangsung sampai dengan masa umur satelit itu sendiri, tetapi di sisi lain implementasi teknologi 5G di pita frekuensi tersebut dapat diimplementasikan,” kata Denny.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper