Bisnis.com, JAKARTA – PT PT Hutchison 3 Indonesia mempersiapkan diri menyambut teknologi 5G.
Deputy President Director PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) M. Danny Buldansyah mengatakan, dalam hal network perseroan sangat siap dalam menggelar teknologi 5G.
Dikatakan, bahwa peruntukan jaringan 5G berbeda dengan jaringan 4G.
Generasi ke 5, menurut Danny, lebih cocok untuk bisnis enterprise. 3 Indonesia terus melakukan persiapan dalam menyambut teknologi 5G di bisnis enterprise.
“Bisnis model masih digodok dan kesiapan industri dan enterprisenya juga masih dilakukan assessment,” kata Danny kepada Bisnis, Senin (11/3/2019).
Bisnis enterprise di perseroan cukup cemerlang sepanjang 2018 meski terbilang baru. Dia optimistis bisnis ini akan terus tumbuh pada 2019, terlebih jika sentuhan teknologi 5G telah masuk.
Danny melihat tantangan terberat dalam pengembangan 5G saat ini adalah ekosistem yang belum terbangun seperti Device Network Application. Penetrasi dan availability device.
Di samping itu, ketiadaan spektrum, dan aplikasi yang tersedia diatas aturan pemerintah, juga menjadi tantangan yang harus dirampungkan oleh pemerintah saat ini.
“Perseroan baru merambah enterprise segment pertengahan 2018 dan tentunya kontribusinya masih belum signifikan yaitu sekitar 3%. Target 2019 akan menjadi 4.5% dari total pendapatan,” kata Danny.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, sejauh ini model bisnis 5G untuk pasar ritel atau konsumer belum ada di Indonesia.
Dia menuturkan, pada umumnya, bisnis 5G dimulai dengan model bisnis untuk pasar enterprise atau korporasi bukan ritel disebabkan ekosistem device 5G untuk pasar enterprise dinilai lebih siap dibandingkan dengan pasar ritel.
"Karena mereka [enterprise] tidak terlalu mempermasalahkan harga yang lebih maha asal terjadi efisiensi dan/atau peningkatan pendapatan yang lebih besar dari biaya 5G," kata Rudiantara kepada Bisnis.
Adapun untuk frekuensi 5G, Rudiantara mengatakan Indonesia akan mengikuti rekomendasi World Radiocommunication Conferences (WRC) untuk alokasi frekuensi bagi 5G seperti band 3,5GHz atau yang lebih rendah.
"Saat ini, frekuensi tersebut masih digunakan untuk pengoperasian satelit. Tentunya, setelah selesai, frekuensi tersebut tidak akan dialokasikan lagi untuk satelit," kata Rudiantara.