Kapsul Tak Berawak SpaceX Menuju Orbit

Rayful Mudassir
Sabtu, 2 Maret 2019 | 21:27 WIB
Roket SpaceX Falcon 9, yang mengangkut pesawat ruang angkasa Dragon Dragon, terbang dengan sebuah pesawat uji coba ke Stasiun Antariksa Internasional dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 2 Maret 2019./Reuters
Roket SpaceX Falcon 9, yang mengangkut pesawat ruang angkasa Dragon Dragon, terbang dengan sebuah pesawat uji coba ke Stasiun Antariksa Internasional dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 2 Maret 2019./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kapsul ruang angka awak tak berawak SpaceX berhasil menuju ke orbit setelah roket pelontar terlepas dari kapsul, Sabtu (2/3/2019). Keberhasilan ini dinilai sebagai tonggak sejarah baru SpaceX untuk memulai kembali proyek pesawat luar angkasa manusia akhir tahun ini.

Kapsul Dragon Dragon SpaceX setinggi 16 kaki atau sekitar 4,9 meter, di atas roket Falcon 9, lepas landas dari Pusat Antariksa Kennedy Florida pagi tadi danmembawa boneka uji yang dijuluki Ripley.

Kapsul itu berhasil lepas dari roket sekitar 11 menit kemudian setelah diluncurkan. Hal ini memicu sorakan di ruang kontrol, dan memulai perjalanannya ke stasiun ruang angkasa.

“Aku hampir berpikir kita akan gagal. Aku pikir mungkin kami memiliki peluang 10% untuk mencapai orbit mulai," kata pemilik SpaceX, Elon Musk seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/3/2019).

Kapsul Tak Berawak SpaceX Menuju Orbit

"Saya sedikit lelah secara emosional karena itu sangat menegangkan, tetapi berhasil," katanya kepada wartawan setelah peluncuran.

Tiga awak anggota stasiun ruang angkasa itu diperkirakan akan bersiap menyambut kapsul itu. Kapsul tersebut membawa 181 kg persediaan logistik dan alat uji.

Selama tinggal selama lima hari di stasiun ruang angkasa nanti, astronot A. Anne Annelain dan astronot Kanada David Saint-Jacques akan melakukan tes dan memeriksa kabin Crew Dragon.

NASA telah memberikan SpaceX dan Boeing Co dana melimpah sejumlah US$6,8 miliar untuk membangun sistem roket dan kapsul untuk meluncurkan astronot ke orbit dari tanah Amerika untuk pertama kalinya sejak Space Shuttle AS pensiun pada 2011.

Sistem peluncuran ini bertujuan untuk mengakhiri ketergantungan AS pada roket Rusia untuk naik ke laboratorium penelitian orbital senilai US$100 miliar, yang terbang sekitar 250 mil atau sekitar 400 km di atas Bumi, sekitar US$ 80 juta per tiket.

Sementara misi uji SpaceX hari Sabtu adalah langkah penting dalam proyek yang sering ditunda. Meski begitu publik masih menyimpan pertanyaan tentang apakah NASA dapat mencapai tujuan penerbangan berawak pada 2019.

Reuters melaporkan pada 21 Februari SpaceX dan Boeing harus menangani masalah desain dan keselamatan yang signifikan sebelum mereka dapat terbangkan manusia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper